JEPARA – Mondes.co.id | Sekolah Rakyat (SR) Rintisan di Jepara akan beroperasi tahun ajaran 2025/2026.
Ditargetkan ada 100 siswa kurang mampu dari berbagai jenjang pendidikan yang akan mengisi SR Rintisan itu.
Untuk proses belajar mengajar, akan ditempatkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Pecangaan.
Rencananya, 100 siswa itu akan dibagi menjadi empat rombongan belajar (rombel). Rinciannya dua rombel untuk SD, satu rombel SMP, dan satu rombel untuk jenjang SMA.
SR Rintisan tersebut juga untuk menampung anak jalanan atau anak punk yang kerap terlihat beraktivitas di wilayah Jepara.
SR di BLK Pecangaan merupakan rintisan. Sebab saat ini, usulan pembangunan SR di Desa Suwawal Timur Kecamatan Pakisaji Jepara baru masuk tahap penyusunan DED. Proses itu dijadwalkan hingga September mendatang.
Jika tak ada aral melintang, groundbreaking (peletakan batu pertama) SR di Jepara akan dimulai pada Oktober 2025.
Dijadwalkan, operasional SR di Jepara ini akan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2026/2027.
Jika sudah beroperasi, maka SR Rintisan di BLK Pecangaan juga akan dipindah ke Suwawal Timur.
“Sesuai arahan Menteri Sosial, kita datangi langsung calon siswa SR. Memastikan jika calon siswa SR itu memang benar-benar tidak mampu dan sesuai kriteria yang ditetapkan Presiden Prabowo,” kata Bupati Witiarso Utomo, Kamis (3/7/2025).
Sebelumnya, Bupati mengunjungi rumah Rusmi warga RT 6 RW 1 Desa Ngeling. Anak perempuan Rusmi yang bernama Mirza Ramadhani (7) dan dua kakaknya merupakan calon siswa SR Rintisan di Jepara.
Anak kedua Rusmi tercatat masih kelas 5 SD. Sedang anak pertamanya baru lulus SMP dan berniat melanjutkan ke jenjang SMA.
Berdasar pantauan lapangan, lantai rumah Rusmi hanya diplester kasar. Tak terlihat barang elektronik di ruang tamu rumah berdinding herbel itu.
Rusmi sendiri tinggal di rumah itu bersama tiga anak dan ibunya.
Sehari-hari, untuk menutupi kebutuhan keluarga, Rusmi menjadi buruh pemintal Tenun Troso.
Sedang suaminya bekerja sebagai tukang bangunan di Cirebon Jawa Barat.
Sementara itu, Rusmi bersyukur, lantaran anaknya bakal menjadi siswa SR yang proses pendidikannya tak dipungut biaya alias gratis.
Hal itu diakuinya membantu keluarganya yang memang termasuk kalangan kurang mampu.
“Maturnuwun. Senang sekali karena sekolah anak saya dijamin pemerintah,” tandasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar