PATI – Mondes.co.id | Pada masa tradisi ketupat, kebutuhan akan janur menjadi tak terhindarkan, sebagai bahan utama pembuatan ketupat yang menjadi simbol khas perayaan.
Janur yang berkualitas menjadi kunci dalam menciptakan ketupat yang lezat dan sarat makna di setiap sajian.
Kondisi itu menjadi target market bagi penjual janur musiman yang menyediakan bahan utama pembuatan ketupat, salah satunya adalah Aminula Budi Utomo (27).
Pria asal Kabupaten Pati itu memanfaatkan peluang di waktu luang berjualan janur, mengingat Hari Raya Idulfitri sangat tepat dipilih untuk berbisis jualan janur.
Ia menjual janur hanya saat mendekati lebaran saja. Dengan memasok ribuan lembar janur dari Kabupaten Cilacap, dirinya gerak cepat menjual janur-janur itu pada H-3 Hari Raya Idulfitri.
“Sejak tahun 2018 saya jualan janur untuk mengisi waktu luang, apalagi harganya bagus, sehingga membuat saya bersemangat. Paling cepat laku ketika mendekati Lebaran. Pada tiga hari sebelum Lebaran sudah ready semua,” ujarnya kepada Mondes.co.id, Senin (15/4/2024).
Dengan menjual secara online dan keliling, dalam sehari, janurnya mampu terjual hingga 9.000 lembar. Ia mengatakan bahwa penentuan harga kerap disesuaikan dengan patokan pasar, kini harganya Rp25 ribu sampai Rp35 ribu per 100 lembar.
“Harganya bagus sehingga saya semangat jualan, Rp25.000 sampai Rp35.000 per 100 lembar janur. Per hari saya bisa menjual 4.000 hingga 9.000 lembar janur ke pembeli, ada yang datang dari tetangga dan lain-lain. Kadang saya keliling, COD, dan online lewat Facebook jualnya,” tutur pria yang tinggal di Desa Mulyoharjo, RT 08/RW 01, Kecamatan Pati tersebut.
Walaupun pelaku usaha jual janur sudah marak menyainginya, tetapi ia mengaku beruntung bisa menekuni jualan janur musiman. Per harinya ia bisa meraup omzet Rp500.000, dengan keuntungan Rp300.000 per hari.
“Pendapatan dari menjual janur per hari kadang Rp200 ribu sampai dengan Rp500 ribu, kalau keuntungan paling mentok Rp300 ribu-an, kadang kurang dan lebih,” ungkapnya.
Ia membeberkan kondisi janur yang bagus adalah ketika janur tersebut memiliki panjang dan lebar yang cukup, lalu berwarna kuning mulus, sehingga disukai pembeli.
Ia baru memotongi janur dari tangkainya ketika mau dibeli, supaya kondisi janur tidak layu. Selanjutnya janur disimpan di tempat teduh.
“Kualitas janur yang bagus itu yang panjang, lebar, kuning mulus, dan disukai pembeli. Nah, kalau mau dijual baru saya rencek (potong) biar tetap fresh. Kemudian disimpan di tempat teduh biar tidak layu,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar