Safari Kajian Ramadan Hadirkan Syeikh dari Palestina

waktu baca 3 menit
Senin, 3 Apr 2023 01:52 0 1053 mondes

JEPARA – Mondes.co.id | Syeikh Sameh Mohamad Charqiyeh dari Palestina mengisi Kajian Ngabuburit Jelang Berbuka di Masjid Ibrahim Kompleks SD IT Amal Insani. Kali ini Syaihk Sameh mengangkat tema tentang meneladani keluarga Palestina.

Syeikh Sameh Mohamad Charqiyeh mengatakan Anak-anak dididik untuk menjadi ahli Al-Qur’an agar menjadi generasi-generasi yang dapat membebaskan Masjidil Aqsha.

“Lalu hal seperti apa yang harus dilakukan oleh para orang tua? Apa cara-cara agar anak-anak cinta pada Al-Qur’an? Seperti apa orang tua dan para guru mentarbiyah anak-anak agar menjadi ahli Al-Qur’an?” tanyanya.

Kemudian dijawab, sejak kecil haruslah dibiasakan membaca atau belajar Al-Qur’an.

“Buat ibu-ibu yang sedang hamil selalulah membaca Al-Quran agar janinnya terbiasa mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an,” kata dia.

Sementara bapak dan ibu memperbanyak membaca dan mendengarkan saluran-saluran yang berisi bacaan Al-Qur’an bukan menyetel sinetron dan yang lainnya.

Maka dengan cara seperti ini, akan mendapatkan hasil yang membanggakan. Yaitu anak-anak yang menjadi penghafal Al-Qur’an.

“InsyaAllah ketika anak-anak menjadi penghafal Al-Qur’an, mereka membuat kita bangga, mereka menjadi penyejuk mata, dan syafaat saat di akhirat nanti,” kata dia.

Diceritakan kisah nabi, ketika itu Rasulullah Sallalahu alaihi wassalam datang ke kampung.

Ternyata imam masjidnya seorang anak yang baru berumur 6 tahun dengan memakai jubah yang pendek sekali kemudian Rasul memberi gamis.

Di zaman Umar bin Khattab, dia memilih siapa yang akan memimpin Makah? Ternyata pemimpinnya adalah seorang budak tapi dia seorang penghafal Al-Qur’an.

BACA JUGA :  Teripang Asal Jepara Diminati Pasar Manca Negara, Tembus Rp3 Juta Perkilo

“Sesungguhnya sebuah kaum diangkat derajatnya karena penghafal Al-Qur’an. Suatu kaum diangkat derajatnya karena Al-Qur’an dan sebaliknya. Maka dari itu Al-Qur’an adalah sumber kehidupan buat kita semua. Badan butuh makan. Ruh juga butuh makan. Ruh makanannya Al-Qur’an. Bacalah tiap hari dan jadikan wirid,” katanya.

Dikatakan, Rasulullah selalu memotivasi sahabat dan orang-orang di sekelilingnya untuk membaca, menghafal, mentadaburi Al-Qur’an karena itu penting untuk ruh dan jiwa kita semua. Bahwasanya sahabat Abu Bakar, Ali dan lain-lainnya adalah ahlul Quran. Mereka diangkat derajatnya karena menghafal Al-Qur’an.

Dalam sejarah, ketika Perang Uhud banyak sahabat yang gugur dalam pertempuran. Maka Rasulullah salallahu alaihi wassalam memutuskan bahwa para penghafal Al-Qur’anlah yang dikubur lebih dahulu. Yang paling banyak hafalan Al-Qur’annya yang lebih dulu dimasukkan ke dalam liang lahat.

Pengorbanan orang tua di Palestina sungguh luar biasa. Antara jam 8-12 saat liburan musim panas, anak-anak dikirim untuk menghafal Al-Qur’an.

Mereka menghafal satu halaman setor satu halaman setor. Ketika itu ada juga anak-anak yang menghafal Al-Qur’an satu hari ada yang satu jus hafal.

Anak-anak menyelesaikan hafalannya selama 2 bulan. Ada anak yang berumur 6 tahun. Dia 8 bulan hafal 30 juz sempurna.

“Karena semua itu tidak lepas dari peran orang tua dan guru. Kita harus berperan penting agar mendapat generasi yang hafal Al-Quran,” katanya.

Para pengungsi di camp tetap menghafal Qur’an. Mereka berumur antara 12, 14, dan 16 tahun. Dan saat keluar dari camp mereka tetap ingin belajar di tempat-tempat yang sepi.

Terdapat pemudi umur 35 tahun hafal Al-Qur’an selama 2 tahun. Kemudian dia membuat mahad dan mendidik anak-anak untuk menghafal Al-Qur’an.

Guru SDIT Sri Suliyah, Senin, 3 April 2023 mengatakan Kajian Ramadan ini terselenggara atas kerjasama antara Dept. Dakwah PD Salimah (Persaudaraan Muslimah) Jepara, Adara Relief Int, KMJPP (Komunitas Muslimah Jepara Peduli Palestina), dan Yayasan Amal Insani. (Ar/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini