Sabar dan Humanis, Dedikasi Dokter Gigi Asal Pati untuk si Kecil

waktu baca 4 menit
Sabtu, 28 Des 2024 15:07 0 417 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Menjadi seorang dokter, khususnya dokter gigi adalah tantangan tersendiri bagi Devi Wahyuning Muslimah.

Pasalnya, menjadi tenaga kesehatan (nakes), harus selalu memperbaruhi ilmunya.

Tujuannya, selain meningkatkan kualitas, hal itu demi menjamin keamanan sang pasien.

“Dunia kesehatan itu selalu berkembang. Ada teknik-teknik yang perlu di-update,” ungkap wanita yang merupakan seorang dokter gigi asal Kabupaten Pati itu.

Menurutnya, ilmu di bidang kedokteran gigi merupakan hal yang sangat penting. Apalagi upgrade pada kemajuan teknologi dan ilmu.

“Teknologi modern dapat meningkatkan efisiensi serta kualitas perawatan gigi. Dengan mengikuti perkembangan teknologi, dokter gigi dapat memberikan layanan yang lebih optimal dan efektif,” tutur drg. Devi Wahyuning Muslimah saat diwawancarai Mondes.co.id.

Baginya, pengetahuan yang terus diperbaruhi membuat dokter gigi lebih percaya diri dalam memberikan perawatan yang terbaik. Di samping itu, wawasan akan hal tersebut membangun reputasi yang baik.

“Tentu manfaatnya untuk pasien. Selain itu, juga meningkatkan kepercayaan diri,” imbuh dokter gigi asal Desa Langenharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.

Wanita yang berdomisili di Dukuh Jetak RT 04/RW 02, Desa Langenharjo itu mengatakan, dokter gigi yang selalu mengikuti perkembangan ilmu cenderung mendapatkan kepercayaan lebih besar dari pasien, sehingga membangun reputasi yang baik di masyarakat.

“Memperbaruhi ilmu kedokteran gigi bukan hanya tentang mengikuti tren, tetapi juga memastikan kualitas perawatan yang terbaik untuk pasien dan pengembangan profesionalisme seorang dokter,” jelasnya.

Di sisi lain, seorang dokter juga dituntut untuk ramah kepada pasien, dengan prinsip utama sabar dan selalu tersenyum.

BACA JUGA :  Jepara Jadi Tuan Rumah Perpusnas Writers Festival 2024

Dirinya mengakui bahwa menjadi dokter bukanlah hal yang mudah. Terlebih, saat dirinya menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Proses kuliah yang berbasis praktik langsung dengan pasien, menjadi tantangan berat. Belum lagi jika harus mengganti pasien karena tidak memenuhi standar penilaian dari pembimbing.

“Menjadi dokter itu berat. Tapi kita harus tetap semangat, sabar, dan selalu tersenyum,” kata drg. Devi.

Ia juga menekankan pentingnya melaksanakan kegiatan promotif dan preventif di tengah masyarakat, selain praktik medis. Misalnya, mengedukasi masyarakat dan anak-anak di sekolah tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Ia mengakui bahwa dunia kerja di bidang kedokteran memang tidak mudah. Selain membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang mumpuni, juga diperlukan kesabaran, pengalaman, serta energi positif.

“Kita harus tetap sabar dan selalu memberikan pelayanan terbaik untuk pasien,” tuturnya.

Selama mengabdikan diri untuk masyarakat, dokter cantik yang bertugas di Klinik Pratama Fastabiq Sehat Tlogowungu ini kerap menghadapi berbagai tipe pasien sebagai tantangan tersendiri.

Terutama pasien anak-anak, yang mana sering kali harus dibujuk terlebih dahulu sebelum menjalani tindakan medis.

“Kalau anak-anak, kadang-kadang kita harus memberikan contoh dulu karena mereka sudah terlanjur takut dan tidak mau membuka mulut,” terang dokter dengan senyuman manis itu.

Menghadapi pasien bocil yang histeris, terutama saat membutuhkan tindakan seperti pencabutan gigi dengan penyuntikan, memerlukan kesabaran ekstra.

“Butuh strategi untuk membujuk anak-anak agar mau menjalani perawatan,” ungkapnya sembari menghela nafas panjang.

Sedangkan, bagi pasien dewasa, ia lebih banyak menyampaikan informasi terkait pilihan terapi, prosedur perawatan, serta kelebihan dan kekurangan setiap metode yang ditawarkan.

“Tidak hanya menyembuhkan atau mengobati, tetapi juga memberikan edukasi kepada pasien agar mereka paham tentang perawatan yang mereka jalani,” imbuh dokter dengan akun sosial media @deviiwahyuning.

BACA JUGA :  Persipa Masuk Grup K Play-off Degradasi, Ketemu Klub-klub Mentereng 

Pertimbangan biaya juga menjadi faktor penting dalam memberikan layanan kesehatan.

Dirinya berpesan kepada orang tua supaya lebih telaten memperhatikan kesehatan mulut dan gigi sang buah hati sejak dini.

Pasalnya, pola asuh orang tua memengaruhi kesehatan gigi anak di kemudian hari.

“Semoga para orang tua lebih peduli dan memperhatikan kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya mulai dari usia sedini mungkin, karena peran orang tua sangat menentukan kesehatan gigi di kemudian hari,” pesannya.

Sebagai informasi, kesehatan gigi yang mesti diperhatikan meliputi gigi susu sampai pergantian gigi.

Kemudian, mengunjungi dokter gigi sedini mungkin juga disarankan, supaya anak memiliki kemandirian dan terbiasa, serta tidak takut untuk periksa ke dokter gigi.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini