Foto: Ribuan jemaah dari berbagai daerah tampak menyemut di kompleks Maqbaroh Simbah Nyai Mariyah (Mondes/Supriyanto) REMBANG – Mondes.co.id | Lantunan selawat dan doa membumbung tinggi ke langit Desa Maguan, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang pada Rabu (24/12/2025).
Ribuan jemaah dari berbagai daerah tampak menyemut di kompleks Maqbaroh Simbah Nyai Mariyah (Siti Robi’ah).
Yakni dalam rangka menghadiri Pengajian Akbar Haul tokoh ulama perempuan tersebut, sekaligus memeriahkan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1447 H.
Acara yang dimulai tepat pukul 12.30 WIB ini, berlangsung dengan sangat khidmat di bawah naungan tenda-tenda yang dipadati umat.
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni keagamaan, melainkan menjadi momentum spiritual bagi warga untuk mempertebal iman, sekaligus meneladani perjuangan leluhur.
Antusiasme masyarakat yang luar biasa ini tak lepas dari kehadiran dua ulama kharismatik yang dikenal memiliki kedalaman ilmu dan penyampaian yang menyejukkan.
Jemaah pun tampak terpaku mendengarkan tausiyah dari Dr. KH. Reza Ahmad Zahid, Lc. M.A (Gus Reza), Pengasuh Pondok Pesantren HM. Al-Mahrusiyah Lirboyo, Kediri.
Serta, KH. Ahmad Nadhif Abdul Mujib, Lc. M.A (Gus Nadhif), Pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Thalibin Tayu, Pati.
Keduanya mengupas tuntas tentang esensi perjalanan Isra Mi’raj, serta pentingnya menjaga tradisi penghormatan kepada para auliya dan tokoh pejuang Islam di tanah Jawa.
Wakil penyelenggara, Didik Supriyono, dalam keteranganya menekankan bahwa kegiatan ini adalah upaya menjaga warisan nilai luhur yang telah ditanamkan oleh para pendahulu.
”Kegiatan Haul ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan cara kita menyambung sanad batin dengan Simbah Nyai Mariyah yang telah meletakkan pondasi kebaikan di desa ini. Ditambah dengan peringatan Isra Mi’raj, kita diingatkan untuk kembali menjaga tiang agama melalui salat lima waktu,” ujar Didik dengan penuh semangat di sela-sela acara.
Lebih lanjut, Didik menambahkan bahwa acara ini menjadi magnet pemersatu masyarakat.
“Tak hanya itu, acara Haul Mbah Mariyah sudah menjadi tradisi warga Maguan dan menjadi sarana mempererat tali silaturahmi antar warga hingga antar desa,” tambahnya.
Magnet Haul Simbah Nyai Mariyah terbukti mampu menarik jemaah dari luar wilayah Kaliori.
Novi, salah satu jemaah yang datang jauh-jauh dari Kecamatan Sumber, mengaku rutin menghadiri agenda ini setiap tahun.
”Setiap tahun kami selalu menghadiri Haul Mbah Mariyah di Desa Maguan. Tidak sendirian, saya datang bersama puluhan tetangga yang sengaja rombongan untuk mencari keberkahan di sini,” jelas Novi.
Pantauan di lokasi menunjukkan pemandangan yang asri dan tertib.
Sejumlah pemuda dan tokoh masyarakat mengenakan pakaian putih bersih, melambangkan kesucian dan ukhuwah Islamiyah.
Keberhasilan acara ini juga tidak lepas dari dukungan penuh berbagai organisasi keagamaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama, seperti Muslimat NU, GP Ansor, Fatayat NU, serta IPNU-IPPNU.
Mengingat padatnya arus jemaah, pihak Banser beserta aparat keamanan setempat dikerahkan secara maksimal di titik-titik rawan macet.
Berkat kesiagaan petugas, arus lalu lintas di sekitar Desa Maguan terpantau lancar dan terkendali, meski volume kendaraan meningkat tajam sejak pagi hari.
Hingga acara berakhir, suasana haru tetap terasa saat selawat nabi menggema di seluruh area makam.
Kegiatan ini diharapkan terus lestari sebagai bentuk kecintaan masyarakat terhadap tradisi keagamaan dan penghormatan setinggi-tingginya kepada para ulama sebagai waratsatul anbiya (pewaris para nabi).
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar