PATI – Mondes.co.id | Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Pati, Luky Pratugas Narimo, menjelaskan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Gembong masih berdiri di lahan milik pemerintah desa (Pemdes).
Akibatnya, Puskesmas tersebut tidak bisa melakukan pengembangan, lantaran bangunannya masih numpang di tanah milik Pemdes.
“Ada beberapa Puskesmas yang berada di tanah desa dan beberapa desa menghendaki kejelasan terkait itu. Barangkali yang akan kami tindak lanjuti nanti Gembong (Puskesmas Gembong),” ungkapnya, Selasa, 8 Juli 2025.
Untuk melakukan pemindahan bangunan, pihaknya harus berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Pati dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Kabupaten Pati.
“Posisi atau letak bangunannya berada di desa. Nah, ini kan dari Gembong memohon supaya ada kebijakan tukar guling antara kepala desa dengan pemerintah daerah (Pemda). Tapi itu kan belum kami koordinasikan dengan Dispermades, BPKAD,” ujarnya.
Luky mengaku akan mengupayakan pemindahan bangunan Puskesmas yang masih berada di tanah desa ke tanah milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati.
“Sebaiknya kalau bangunan Pemda ya harus berdiri di atas tanah Pemda. Belum bisa memastikan, tapi kita upayakan lah,” sambungnya.
Sebelumnya, Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati mendorong proses relokasi Puskesmas Gembong yang berada di samping pasar ke lokasi yang lebih layak untuk segera dilaksanakan.
Dorongan tersebut disampaikan Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Pati, Teguh Bandang Waluyo usai melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) bersama jajarannya di Puskesmas Gembong sebulan yang lalu.
“Teman-teman Komisi D akan mendorong, lewat badan anggaran sekaligus menyampaikan ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk direlokasi, dimana Puskesmas ini bisa ruang rawat inapnya yang bagus, tempatnya juga bagus,” ungkap politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Ia menyebut fasilitas kesehatan sangat tidak layak jika lokasinya berdampingan dengan pasar.
Kondisinya yang sempit mengakibatkan sirkulasi udara tidak berjalan lancar.
Selain lokasinya berdampingan dengan pasar, bangunan Puskesmas Gembong juga terpisah menjadi dua yakni berada di dua tempat yang dipisahkan jalan.
Bahkan, bangunan yang digunakan saat ini masih menumpang di tanah desa.
“Saya juga kaget, sumpeknya minta ampun. Teman-teman bisa lihatlah, yang namanya Puskesmas rawat inap depannya pasar, baunya juga luar biasa. Mau sehat bagaimana rakyat, tempatnya tidak memadai?” bebernya.
Meski lokasinya tidak layak, para pegawai Puskesmas Gembong tetap profesional melayani masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan.
Selain profesional, para pegawai juga selalu menjaga kebersihan di setiap ruangan Puskesmas.
“Tapi dari segi kebersihan, pelayanan sudah bagus, fasilitas saja yang kurang. Teman-teman Puskesmas sudah semaksimal mungkin, pelayanan, kebersihan sudah bagus semua,” ucap dia.
Pria dengan sapaan Bandang bakal membawa masalah relokasi Puskesmas Gembong ke Badan Anggaran (Banggar) dengan menggandeng Pemkab Pati agar prosesnya segera dilaksanakan.
Ia menargetkan proses relokasi bakal dilaksanakan maksimal 2027 mendatang.
“Maka hari ini kami Komisi D dan teman-teman berkomitmen bersama perwakilan Kepala Puskesmas tadi ngobrol supaya maksimal dua tahun bisa pindah, Puskesmasnya layak,” kata dia.
Kepala Puskesmas Gembong melalui Kepala Sub Bagian Umum Tata Usaha (Kasubag TU), Sri Widodo, menyampaikan bahwa proses relokasi sudah pernah diprogramkan beberapa tahun lalu.
Tempat relokasi yang sudah ditentukan berada di Jalan Kapten Ali Mahmudi atau Jalan Raya Pati-Gembong, tepatnya di Dukuh Ngembes, Desa Gembong.
“Lokasi kemarin sudah dengan pihak desa. Sudah dua kali, sudah sampai di Asisten 2 Bupati juga sudah dimediasi, tapi terkait mungkin anggaran jadi belum terealisasi. Kalau pihak desa sudah, kemarin memberi tanah di sebelah timur SMPN 1 Gembong,” terangnya.
Widodo berharap, relokasi Puskesmas Gembong segera direalisasi, mengingat lokasi saat ini kurang mendukung untuk dijadikan fasilitas kesehatan.
“Harapannya untuk segera terealisasi pembangunan. Yang sebelah barat sebenarnya itu sudah, 2016 itu tapi ditunda karena fasilitasnya dekat pasar,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar