Puluhan Rumah di Guyangan Rusak, Jampisawan Tuding Imbas Proyek Bendung Karet

waktu baca 2 menit
Senin, 9 Sep 2024 17:47 0 161 Harold

PATI – Mondes.co.id | Sebanyak puluhan rumah dan ruko di tepi Sungai Silugonggo tepatnya di Dukuh Guyangan, Desa Purworejo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati mengalami kerusakan.

Secara kumulatif, ada 21 bangunan yang rusak. Namun dari sekian, terdapat tiga bangunan yang mengalami kerusakan sangat parah.

Bangunan yang rusak parah tersebut, mengalami retak dinding dan lantai, bahkan ada yang miring hingga 40 derajat.

Juru bicara Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan), Ari Subekti mengatakan, terdapat sejumlah faktor penyebab terjadinya peristiwa ini.

Salah satunya diduga sebagai dampak pembangunan Bendung Karet yang berada di Desa Bungasrejo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati.

“Pertama studi kelayakan proyek (Bendung Karet) ini perlu ditanyakan. Di mana secara analisis proyek, kok sampai terjadi seperti itu, seharusnya ada hitung-hitungan yang jelas bagaimana faktor-faktor itu bisa meminimalisir,” ujarnya, Senin (9/9/2024).

Diungkapkan, proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu, tak memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang jelas.

“Proyek ini kami sudah sering mengingatkan harus ada studi kelayakan yang jelas. Saya pernah tanya kepada supervisi proyek ini tidak ada AMDAL-nya,” ungkap Ari.

“AMDAL-nya sekalian normalisasi sungai. Itu tidak tepat juga menurut kami. Proyek sebesar ini dengan menelan uang negara Rp260 miliar itu, seharusnya benar-benar melalui studi kelayakan yang sangat intens,” imbuhnya.

Selain itu, Ari mensinyalir penggunaan air di Sungai Juwana yang tidak teratur setelah adanya proyek tersebut.

Hal ini dinilai faktor yang menyebabkan Sungai Juwana hingga mengering dan memicu terjadinya rekahan tanah sungai.

BACA JUGA :  Hujan Tak Beri Dampak Signifikan bagi Warga Pati, Sumur di Beberapa Desa Masih Kering

“Kami melihat pengambilan air Sungai Juwana sampai sebegitu parahnya surutnya,” terangnya.

“Ini mempengaruhi tekanan air yang seharusnya menahan dinding sungai karena air habis akan menyebabkan longsor,” jelas Ari.

Ditambahkan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) tak pernah memberikan sosialisasi terkait berapa debit air yang ada di Sungai Juwana ini. Utamanya bisa digunakan untuk mengaliri persawahan.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini