Preloved Populer, Awas Kena Jerat Barang Fake

waktu baca 2 menit
Rabu, 29 Jan 2025 13:34 0 396 Harold

PATI – Mondes.co.id | Tren berbelanja barang thrifting atau preloved semakin populer di kalangan masyarakat Kabupaten Pati, terutama generasi muda.

Namun, di balik popularitasnya, muncul kekhawatiran baru, lantaran marak penjual yang menjual barang branded second (bekas) palsu (fake).

Hal ini membuat para pecinta thrifting harus lebih berhati-hati dalam memilih produk second-hand yang mereka beli.

Barang thrifting yang seharusnya menawarkan produk branded bekas dengan harga lebih terjangkau, kini diwarnai dengan praktik tidak jujur dari oknum penjual.

Beberapa konsumen mengaku tertipu dengan membeli barang yang diklaim asli, tetapi ternyata palsu.

Salah satu yang merasa dirugikan ialah Zaki warga Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati.

“Barang-barang ini sering kali sulit dibedakan dengan yang asli. Terutama bagi mereka yang kurang familiar dengan ciri-ciri produk branded original (asli),” ujarnya, Rabu (29/1/2025).

Padahal, dia juga sempat menjual barang-barang thrifting, khususnya kaos dan jaket.

Lantaran sering kali mendapatkan barang fake, dia pun akhirnya kehabisan modal dan kapok jualan thrifting.

“Sudah beberapa kali membeli jaket second-hand secara online. Cuman setelah barang datang dan dicek ternyata kw, mirror gitu,” keluhnya.

“Padahal harga per piece (HPP) tinggi setara produk autentik. Kita ambilnya hanger to hanger karena pedagang kecil, belum mampu buka bal. Akhirnya rugi, gak bisa muterin duit. Fake siapa yang mau beli mas,” imbuh Zaki.

Uniknya, kebanyakan dia mendapatkan barang thrifting fake yang diklaim asli dari para penjual di luar Pulau Jawa.

BACA JUGA :  Persit KCK Kodim Pati Gelar Donor Darah

Dia pun berharap, agar para pecinta thrifting di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani, lebih jeli sebelum membeli barang second branded yang diincar.

Sebelum membeli, pastikan untuk mempelajari detail produk branded yang ingin dibeli, seperti logo, jahitan, bahan, dan kode produksi.

“Setiap merek memiliki ciri khas yang sulit ditiru oleh barang palsu,” ungkap dia.

Tips selanjutnya adalah pilihlah penjual thrifting yang sudah memiliki reputasi baik dan banyak mendapatkan ulasan positif dari pembeli sebelumnya.

“Hindari penjual yang menawarkan harga terlalu murah untuk barang branded,” pesan dia.

Selain itu, jangan ragu untuk meminta bukti keaslian produk, seperti sertifikat autentikasi atau foto detail produk dari berbagai sudut.

“Gunakan platform yang menyediakan sistem pembayaran aman dan memiliki kebijakan perlindungan pembeli. Hindari transaksi di luar platform untuk mengurangi risiko penipuan,” imbuhnya.

Ditambahkan, praktik penjualan barang palsu tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga merusak citra bisnis thrifting yang seharusnya mengedepankan prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini