PASANG IKLAN DISINI

Potensi Menawan nan Misterius Gunung Sepikul di Trenggalek

waktu baca 3 menit
Sabtu, 20 Apr 2024 17:46 0 1341 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Selain menawarkan keindahan alami, Gunung Sepikul yang ada di wilayah Kecamatan Watulimo, Trenggalek juga menyimpan kisah misterius.

Gugusan dua batu besar menjulang menembus awan menjadikan kesan mistisnya semakin kentara. Berbagai kisah kultural menyelimuti kawasan di sudut selatan Bumi Menak Sopal ini.

Pun begitu, destinasi tersebut tetap menjanjikan pengalaman berbeda kepada para pengunjung. Hamparan pinus dan belukar menghijau, menyuguhkan variasi penyejuk mata. Selain pula, ada opsi wahana panjat tebing di lokasi ini bagi para petualang.

Pada salah satu sisi Gunung Sepikul, terpampang lempeng tegakan cukup curam bagi pecinta tantangan. Pasalnya, sangat cocok bagi aktivitas profesional ‘Rock Climbing’ ataupun yang sekedar hiburan ‘Via Ferrata’.

“Sedangkan untuk ‘Via Ferrata’ sendiri, sambung dia, merupakan teknik memanjat dengan bantuan tangga besi yang ditanam pada dinding tebing batu,” ungkap Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Disparbud Kabupaten Trenggalek, Bambang Supriyadi dihubungi melalui saluran telepon, Sabtu (20/4/2024).

Menurut dia, olah raga pemacu adrenalin tersebut kini telah tersedia di area Wisata Gunung Sepikul. Beberapa opsi paket bagi yang penasaran bisa dijadikan pilihan, yakni Paket ‘Apache Route’ dengan biaya sebesar Rp125.000 per orang dengan menawarkan rute ketinggian 125 meter.

Kemudian, ‘Spartan Route’ yang dipatok harga Rp225.000 per orang, memiliki jalur setinggi 225 meter.

“Atau paket Spartan Plus yang juga memiliki ketinggian 225 meter namun fasilitas yang lebih lengkap, dibanderol dengan harga Rp350.000 per orang,” imbuhnya.

Baca Juga:  Trenggalek Jadi Etape ke-15 Kirab Pataka Jer Basuki Mawa Beyo

Masih kata Bambang, bagi yang ingin merasakan sensasi petualangan ini, wajib untuk melakukan reservasi (pemesanan) lebih dulu di akun resmi @sepikulviaferrata.

“Reservasi bisa melalui akun resmi @sepikulviaverata,” ujar Bambang.

Selain itu, masih kata dia, dari semua keindahan, keunikan, dan potensi Gunung Sepikul, tak akan bisa dilepaskan dari mitos mengenai muasal terbentuknya gundukan batu besar misterius itu.

Hingga kini, di tengah kepercayaan turun temurun masyarakat lokal, bahwa semua kisah berawal dari misi tugas Kyai Semar atau Ki Lurah Bodronoyo ketika melakukan ritual menumbali tanah Jawa.

Bersama ketiga anaknya, Gareng, Pertruk, dan Bagong mereka berkeliling ke seluruh penjuru dengan membawa ‘uborampe’ (kelengkapan ritual) berupa sesaji dan perbekalan.

Saking banyaknya bawaan, hingga harus dimasukan ke dalam dua karung. Sedangkan tugas membawa perbekalan itu dibebankan kepada Petruk dengan cara dipukul.

“Namun, dalam perjalanannya karena kecapekan, akhirnya Petruk kelelahan dan tertidur di hutan hingga terpisah cukup jauh dari rombongan,” jelasnya.

Dalam tidurnya, lanjut pria ramah tersebut, Petruk bermimpi dimarahi oleh ayahnya (Kyai Semar) dan mendengar suara yang menggelegar seperti gempa. Ketika terbangun, dia mendapati karung bekalnya telah berubah menjadi dua gunung batu yang sangat besar. Satu tegak berdiri di sebelah timur dan lainnya lagi menjulang di barat.

Melihat fenomena itu, Petruk segera menyusul rombongan dan meminta maaf atas kelalaiannya. Sebelum melanjutkan perjalanan, Kyai Semar kemudian menamakan kedua batu menjulang tersebut dengan nama Gunung Sepikul.

“Berasal dari kata ‘pikul’ yang dapat dimaknai sebagai wujud perjuangan dalam memikul beban dan tanggung jawab. Akan tetapi, semua hanya berdasar cerita yang beredar di tengah masyarakat,” pungkas Bambang.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini