Pilbup Diharap Tak Timbulkan Perpecahan, Kemenag Pati: Contohlah Pilkades Jrahi

waktu baca 2 menit
Kamis, 8 Agu 2024 13:58 0 398 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Pemilihan Bupati (Pilbup) Pati 2024 segera bergulir, situasi pun mulai panas.

Titik-titik kerawanan di tengah masyarakat perlu diantisipasi dengan bijak karena perbedaan dukungan pasangan calon (Paslon) yang akan maju untuk menuju K1.

Oleh karena itu, sebagai upaya memberi pesan damai ke masyarakat Kabupaten Pati, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati mengimbau supaya ranah agama tidak dijadikan alat atau komoditas yang ditonjolkan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) edisi kali ini. Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pati, Ahmad Syaiku saat dihubungi Mondes.co.id beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, toleransi masih bisa tetap dijunjung dan dipertahankan dalam situasi kontestasi politik ini. Itu sebabnya, ranah agama sebaiknya dihindari, demi menjaga situasi agar terjaga.

Ia mencontohkan, terdapat sebuah desa di Kabupaten Pati, yakni Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal, dipimpin oleh seorang kepala desa yang berlatarbelakang bukan dari kalangan Muslim yang notabene agama umat mayoritas desa tersebut.

“Mari kita pahami pemilihan kepala daerah ini kita mulai dari Pilbup, jangan dibawa ke ranah agama. Saya apresiasi sebagai contoh di Jrahi, kepala desanya beragama Kristen, sementara banyak pemeluk Islam dan Buddha di sana,” ungkapnya.

Jarang terjadi di Kabupaten Pati seorang kepala desa beragama Kristen, apalagi di desa yang kerap disebut sebagai Desa Pancasila itu dihuni mayoritas beragama Islam dan ummat Buddhis.

Ia mengatakan, begitu damainya jika ranah agama tidak dicampurkan ke ranah pemilihan kepala desa (Pilkades) setempat.

BACA JUGA :  Foto Ukuran Jumbo Pasangan Prabowo dan Gibran Hiasi Kota Pati

“Mengapa itu terjadi? Karena ranah agama tidak dibawa ke ranah Pilkadas. Harapannya Pilbup ini tidak dibawa ke ranah agama karena kita melayani siapapun baik mayoritas dan minoritas secara proporsional dan profesional,” tegas Ahmad Syaiku.

Sesuai tugas pokok dan fungsi, Kantor Kemenag Kabupaten Pati mengajak lembaga pendidikan di Kabupaten Pati untuk menghindarkan hajat daerah agar tidak tercemar oleh perpecahan, sebab setiap individu memiliki hak yang sama menentukan pilihannya.

“Sesuai tusi (tugas pokok dan fungsi) kami, kami punya lembaga pendidikan keagamaan, seperti pondok pesantren, madrasah formal, madrasah diniyah. Akan kami sampaikan ke mereka. Dan saya berharap Pilbup ini jangan sampai terbawa dan tercemari perpecahan karena masyarakat punya hak tersendiri,” pesannya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini