Petani Kelimpungan, Cabai Merah Cuma Laku Rp4 Ribu Perkilo

waktu baca 2 menit
Sabtu, 12 Okt 2024 15:03 0 404 Harold

PATI – Mondes.co.id | Petani cabai merah besar di Kabupaten Pati kelimpungan. Pasalnya, harga cabai di pasaran merosot tajam. Bahkan, cabai petani cuma dihargai Rp4.000 perkilogram.

Kondisi ini pun dirasa sangat memukul para petani cabai. Tak terkecuali bagi petani cabai yang berada di Desa Ngurensiti, Kecamatan Wedarijaksa.

Petani cabai, Widarso mengatakan, harga cabai menurun drastis pada panen kali ini.

Padahal, pada masa panen sebelumnya, harga cabai bisa menyentuh hingga puluhan ribu rupiah perkilogramnya.

“Bulan Agustus kemarin sempat menyentuh Rp20 ribu. Terus ada peningkatan dan penurunan. Tapi entah kenapa di akhir bulan-bulan ini jatuh di angka Rp10 ribu, kemudian semakin murah semakin murah hingga jadi Rp4ribu,” ujarnya, Sabtu (12/10/2024).

Menurutnya, harga cabai di angka Rp4 ribu ini jauh dari harapan para petani. Mengingat, pada bulan-bulan seperti ini seharusnya harga cabai melambung tinggi.

Dirinya tak mengetahui pasti persoalan penurunan harga cabai. Namun yang jelas, saat ini kondisi petani cabai sangat terpukul.

Sebab, tak hanya persoalan harga cabai yang merosot, petani juga dipusingkan dengan serangan hama tikus yang menghabiskan tanamannya.

“Ada serangan hama tikus. Jadi harga jual rendah, terus lagi ditambah lagi serangan tikus yang sangat besar. Semalaman saja serangan tikus parah bisa menghabiskan beberapa kilo itu,” ujarnya.

Ia menilai, harga jual cabai yang rendah ini tidak sesuai dengan besarnya biaya produksi. Sehingga petani semakin merugi dihadapkan dengan kondisi seperti ini.

“Secara hasil panen di Wedarijaksa ini tidak begitu melimpah. Potensi hasil tanam kita terkendala hama tikus, tapi entah kenapa harga turun. Kalau di daerah lain ada panen raya kita tidak tahu,” terangnya.

BACA JUGA :  Pj Gubernur Jateng Gelontorkan Bantuan Miliaran Rupiah untuk Jepara

Menurutnya, harga cabai merah seharusnya bisa di atas Rp8 ribu per kilogram. Ia pun berharap ada kebijakan yang bisa membantu petani.

“Kita mencoba mengalkulasi hanya Rp6 ribu sekian untuk produksi. Kalau kita jual sekilo Rp8 ribu petani sudah mendapatkan untung,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini