Petani Kacang Hijau di Rembang Ikut Menjerit Akibat Hujan Terus Melanda

waktu baca 2 menit
Jumat, 4 Jul 2025 16:58 0 35 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Musim kemarau yang tak kunjung tiba di Rembang, terus membawa kekhawatiran bagi para petani.

Setelah sebelumnya petani tembakau merugi akibat gagal tanam, kini giliran petani kacang hijau yang merasakan dampak buruk curah hujan tinggi yang terus melanda wilayah ini.

Salah satunya adalah Sunawi, petani asal Desa Maguan.

Ia mengungkapkan bahwa hujan lebat yang mengguyur sawahnya baru-baru ini telah menyebabkan sebagian besar tanaman kacang hijaunya yang baru berusia satu bulan, mati terendam.

Bahkan, tanaman yang tersisa pun tumbuh tidak optimal.

“Hujan kemarin menggenangi sawah. Akibatnya tanaman kacang hijau kami banyak yang mati dan tumbuh kurang subur, agak keriting,” keluh Sunawi dengan nada khawatir, Jumat (4/7/2025).

Kondisi ini tentu saja menghantam harapan Sunawi untuk mendapatkan panen yang melimpah, mengingat kacang hijau merupakan salah satu komoditas andalan petani di Rembang.

Situasi serupa juga pernah diutarakan oleh Jarot Aji Waluyo, seorang petani tembakau dari Sumber.

Ia menjelaskan bahwa rata-rata petani tembakau di daerahnya mengalami gagal tanam, hingga terpaksa melakukan tanam ulang berkali-kali untuk menutupi kerugian yang mereka alami.

Seperti yang diketahui bahwa tembakau seperti halnya kacang hijau, merupakan tanaman yang sangat rentan terhadap kondisi tanah yang terlalu basah.

Kondisi cuaca yang tidak menentu ini memang menjadi momok bagi para petani di Rembang, terutama bagi mereka yang menanam komoditas yang tidak tahan terhadap kelembaban tinggi.

Ketidakpastian iklim membuat para petani terus diliputi perasaan was-was, sebab hasil panen yang mereka harapkan bisa pupus kapan saja akibat anomali cuaca.

BACA JUGA :  Bea Cukai Helat Festival Literasi dan Historia Sejarah Kretek

Mereka berharap ada solusi atau dukungan dari pemerintah untuk menghadapi tantangan perubahan iklim ini, agar kesejahteraan petani tetap terjaga.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini