Permainan Kucing-kucingan Pedagang di Pasar Rembang, Aturan Sif Tak Digubris

waktu baca 2 menit
Rabu, 9 Okt 2024 12:08 0 429 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Upaya penertiban pedagang di sekitar Pasar Rembang terus menemui tantangan.

Meski telah diberlakukan sistem sif sejak 24 September lalu, sejumlah pedagang masih nekat berjualan di luar jam yang telah ditetapkan.

Pantauan di lapangan, para pedagang ini seolah bermain kucing-kucingan dengan petugas.

Saat petugas patroli terlihat mendekat, lapak-lapak dadakan yang menjajakan berbagai macam barang dagangan itu langsung ditutupi terpal.

Namun, begitu petugas lengah, lapak-lapak tersebut kembali dibuka.

Kepala Bidang Pasar dan PKL Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Rembang, Heri Martono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi secara intensif kepada para pedagang. Namun, masih banyak yang belum sepenuhnya mematuhi aturan.

“Kami sudah memberikan dua opsi sif, baik pagi maupun siang. Namun, masih ada saja yang mencoba mengakali aturan. Ini tentu menyulitkan kami dalam upaya menertibkan pasar,” ujar Heri.

Selain itu, juga ada ancaman pemindahan dan dilema kapasitas.

Ancaman pemindahan ke pasar lain seperti Pasar Kambing atau Pentungan di Magersari tampaknya belum cukup membuat para pedagang jera.

Heri menegaskan bahwa pihaknya tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas jika pelanggaran terus terjadi.

“Kami memiliki data lengkap mengenai para pedagang di luar pagar. Jika mereka terus membandel, kami akan melakukan relokasi,” tegasnya.

Di sisi lain, Heri juga mengakui bahwa permasalahan di Pasar Rembang jauh lebih kompleks dari sekadar penertiban pedagang.

Kapasitas pasar yang sudah jauh melebihi daya tampung menjadi salah satu kendala utama.

BACA JUGA :  Intip Surga Tersembunyi di Jateng

“Pasar Rembang sudah sangat padat. Jika semua pedagang luar pagar dimasukkan, kondisi pasar akan semakin semrawut dan sulit diatur,” ungkapnya.

Penertiban pedagang di Pasar Rembang menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah.

Selain melibatkan banyak pihak, permasalahan ini juga menyangkut hajat hidup para pedagang.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini