PATI – Mondes.co.id | Muhammad Hasyim Mahfud, yang sering dipanggil Gus Hasyim, adalah seorang pahlawan dari kalangan santri asal Bumi Mina Tani yang berperan dalam perjuangan mengusir tentara NICA atau Netherlands Indies Civil Administration setelah kemerdekaan.
Diketahui bahwa Gus Hasyim adalah anak dari Mahfudh Salam Kajen. Meski baru berusia 18 tahun, Gus Hasyim sudah ikut dalam pertempuran melawan penjajahan Belanda.
Ia lahir pada tahun 1929 di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati, sebagai putra dari Kiyai Salam Mahfud.
Menurut keterangan dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pati, KH. Yusuf Hasyim, sosok Gus Hasyim tewas dalam pertempuran menghadapi penjajah ketika bergerilya di wilayah Kecamatan Sukolilo.
Sang pahlawan itu tertembak kala berjuang demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Gus Hasyim Mahfud putra Mbah Salam Mahfud, meninggal dalam keadaan berjuang mengusir penjajahan Belanda. Asalnya dari Kajen, usianya masih sangat muda sudah memimpin pertempuran,” tuturnya, Sabtu, 27 Juli 2024.
Dirinya menambahkan, jiwa leadership Gus Hasyim diwarisi dari sang ayah. Gus Hasyim dikenal memiliki karakter yang tegas dan kokoh dalam memegang prinsip hidupnya.
Ayahnya adalah seorang pejuang kemerdekaan dari kalangan kyai yang gugur di tangan penjajah Belanda dan dimakamkan di Kabupaten Semarang, tepatnya Kecamatan Ambarawa.
“Walaupun baru berusia 18 tahun, semangatnya sangat tinggi. Dia gugur dalam perjuangan pesantren melawan penjajah,” sambungnya.
Menurut KH. Yusuf Hasyim yang merupakan Ketua PCNU Kabupaten Pati tersebut, tindakan yang dilakukan oleh Gus Hasyim berhasil menginspirasi banyak santri lainnya.
Santri-santri tersebut ikut serta dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan menyerukan Resolusi Jihad yang diprakarsai oleh pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari.
Untuk mengenang jasa-jasa Gus Hasyim serta memperingati Hari Santri Nasional, PCNU Kabupaten Pati rutin melakukan ziarah setiap tahunnya.
Ziarah ini dilakukan di Taman Makam Pahlawan Pati, tempat di mana Gus Hasyim dimakamkan.
Kegiatan ini bukan hanya untuk mengenang sejarah, tetapi juga untuk mengingatkan para santri akan pentingnya semangat perjuangan dalam menjaga kemerdekaan.
“Untuk memperkenalkan dan mengenang jasa Gus Hasyim, puluhan santri diajak berziarah setiap tahunnya,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar