dirgahayu ri 80

Penanganan Pasca Bencana di Trenggalek, Gus Ipin Paparkan Sejumlah Solusi

waktu baca 3 menit
Selasa, 3 Jun 2025 07:22 0 182 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Guna melakukan penanganan secara komprehensif pasca terjadinya bencana yang menimpa, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menggelar rapat staf dan jajaran.

Agenda tersebut merupakan langkah nyata pemerintah untuk mencari solusi bagi warga terdampak.

Sebagai informasi, pada tanggal 19 Mei 2025 lalu telah terjadi banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Bumi Menak Sopal.

Kejadian alam dimaksud, diduga terpicu adanya curah hujan dengan intensitas cukup tinggi dalam beberapa hari.

Banjir bandang terjadi di Kecamatan Trenggalek, Pogalan, Gandusari, Kampak, dan Munjungan.

Kemudian tanah longsor di beberapa titik, salah satunya di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan yang menelan korban jiwa 6 orang.

Gus Ipin, sapaan akrab bupati usai memimpin rapat, kepada awak media menerangkan jika poin-poin pembahasan secara substansial lebih terfokus pada upaya penanganan pasca bencana.

Seperti, percepatan progres relokasi korban bencana longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan yang telah merenggut nyawa 6 orang warga.

“Rapat salah satunya membahas tentang bencana di Depok, sambil menunggu relokasi, kan tanah sudah diusulkan oleh Kepala Desa. Dan Pemerintah Provinsi juga sudah menyanggupi sama seperti kasus-kasus yang lain,” ungkapnya kemarin di Gedung Bawarasa, lingkungan Pendopo Pemkab Trenggalek.

Pasalnya, lanjut bupati, ada sekitar 71 KK yang jadi prioritas relokasi karena tingkat kerawan tinggi, ‘topsoil’ tidak terlalu dalam, serta ada resiko ‘sliding’ ketika pengiriman bantuan kemanusiaan.

Untuk itu, kepada otoritas terkait yang ada, agar rutin melakukan patroli ke daerah dengan potensi kerawanan ketika hujan di malam hari. Karena banyak warga beraktivitas di sekitar rumah.

BACA JUGA :  Sekda Trenggalek Serahkan SK Pensiun 104 PNS

Kemudian, untuk penanganan Desa Ngares, saat ini Pemkab sedang menunggu informasi mengenai kesediaan warga untuk memberikan lahannya.

Mengingat, akan dibangun tanggul oleh BBWS atau Kementerian PU sebagai langkah antisipasi luapan air saat curah hujan tinggi.

“Sehingga, kalau hari ini sudah ada kesepakatan bermaterai dari warga, maka akan segera bisa dieksekusi,” imbuh Gus Ipin.

Poin ketiga, sambung dia, sempat disampaikan oleh perwakilan dari Pemerintah Desa (Pemdes) Tawing, Kecamatan Munjungan bahwa ada inisiatif masyarakat sekitar melakukan gotong royong membangun infrastruktur secara swadaya.

“Semua camat, lurah, dan kepala desa-kepala desa di daerah yang rawan dipanggil untuk melakukan ‘Colaborative Actions’ termasuk OPD serta dinas. Tujuan utamanya meminimalisir resiko bencana di wilayah masing-masing,” ujarnya.

Disinggung tentang titik relokasi, ujar suami Novita Hardini itu, sudah ada usulan dari Pemdes setempat.

Pun begitu, tetap harus dilihat dari berbagai aspek dahulu seperti tingkat kelayakan, keamanan, maupun hal pendukung lain.

“Usulan tetap ditampung, karena banyak aspek yang jadi parameter pertimbangan,” tandas Gus Ipin.

Sementara itu, Kades Depok, Sugeng Asmoro membenarkan terkait rencana relokasi bagi warganya yang terdampak bencana longsor beberapa waktu lalu.

Sampai sekarang, sesuai data masuk direncanakan memang ada sekitar 71 KK. Terdiri dari 15 KK di lahan sendiri, sedangkan 57 ikut pemerintah.

“Masyarakat yang harus direlokasi menyatakan akan mengikuti rencana tersebut. Karena tidak ada pilihan lain dan ketika hujan mulai turun kebanyakan pada trauma, mengingat kejadian longsor kemarin,” tandas Sugeng.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini