Pemkab Pati Imbau Penggunaan Dana BOS Tepat Sasaran, Terutama Jaringan Internet
Foto: Kondisi sekolah di Kabupaten Pati. (Mondes/Singgih) PATI – Mondes.co.id | Setiap tahun, satuan pendidikan memperoleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana BOS ini merupakan bantuan keuangan dari pemerintah yang diberikan kepada sekolah-sekolah di Indonesia.
Dana ini bertujuan untuk membantu sekolah dalam pembiayaan operasional, seperti pembelian buku, alat tulis, pembayaran listrik, dan kebutuhan lainnya.
Penggunaan dana BOS harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dan biasanya sekolah harus melaporkan penggunaannya secara transparan.
Dana BOS sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan pengembangan sekolah di tingkat dasar dan menengah di seluruh Indonesia.
Terkadang dana BOS juga dianggarkan untuk mendanai gaji tenaga honorer di sekolah. Seperti halnya yang ada di Kabupaten Pati, bahwa dana BOS diperuntukkan membiayai dana transportasi guru honorer.
Menurut salah seorang guru honorer asal Bumi Mina Tani, gaji yang ia terima per bulan berasal dari dana BOS. Menurut tenaga pendidik yang tak mau disebutkan namanya itu, tarif honor yang ia terima sejumlah Rp250.000 per bulan.
“Gaji honorerku dari transport dana BOS. Per bulan Rp250 ribu,” ucap guru honorer tersebut kepada Mondes.co.id ketika mengungkap fakta yang terjadi di lapangan, Selasa (23/4/2024).
Baginya, gaji segitu bukan menjadi masalah, lantaran posisi guru honorer tidak memiliki gaji yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati berupaya menekan sekolah supaya penggunaan dana BOS bisa dimanajemen dengan bijak, utamanya membenahi infrastruktur sekolah.
Jaringan internet menjadi fokus yang ditekankan supaya aksesibilitas informasi bisa berjalan dengan cepat serta akurat.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan, Kesejahteraan, dan Kinerja BKPP Kabupaten Pati, Nono Harjono mengatakan bahwa tujuan tersebut agar guru maupun siswa-siswi dalam melakukan presensi dan pelajaran tidak mengalami kendala internet.
“Kami akan terus mendukung agar dana BOS di sekolah dapat dialokasikan untuk membiayai akses internet. Ini karena jika koneksi internet lancar, maka tidak akan ada masalah saat melakukan presensi bagi guru dan lain sebagainya,” ujarnya beberapa waktu yang lalu.
Ia mengaku sering kali menerima keluhan tentang kesulitan dalam menghadiri dan pulang dari sekolah, terutama di sekolah-sekolah daerah terpencil yang memiliki akses internet minim.
Oleh karena itu, dengan menggunakan dana BOS untuk biaya internet, harapannya adalah agar bisa digunakan secara bersama-sama tanpa adanya keluhan yang dapat mengganggu kehadiran.
Tidak hanya itu, jika beberapa sekolah di daerah terpencil menggunakan jaringan internet yang berbeda-beda, mereka akan tetap mengalami kesulitan jika jumlah menara sinyal di sekitarnya terbatas. Meskipun begitu, menurutnya hal ini adalah sesuatu yang bisa dimengerti.
“Kami juga selalu mendukung tower-tower yang bisa digunakan untuk kebersamaan, sehingga pastinya masyarakat ada yang memakai berbagai operator, tetapi pada kata kenyataannya masih ada yang mengalami kendala atau pun masalah dan kami tentunya sudah paham akan kendala dan masalah seperti ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menilai pelanggan internet Kabupaten Pati sudah lebih dari 80 persen sehingga sudah bisa dicover. Meskipun mengalami kendala, pihaknya juga akan mendorong Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Pati untuk menyediakan provider.
“Kami senantiasa mendorong tempat sekolah di wilayah-wilayah yang pelosok atau dalam karena untuk internetnya sendiri di wilayah Pati, kemungkinan sudah lebih dari 80 persen yang sudah tercover. Lalu kami mendorong Diskominfo selalu menyediakan provider dan tower yang bisa digunakan bersama-sama,” urainya.
Editor: Mila Candra
Pos terkait
BERITA TERBARU LAINNYA
Tidak ada komentar