PATI – Mondes.co.id | Seorang pelaku usaha yang berkecimpung di dunia penjualan hewan ternak, berani tampil beda dengan menjual hewan yang dagingnya jarang dikonsumsi oleh umat mayoritas.
Yakni dengan berjualan babi ternak, guna menjadi penyokong perekonomian. Salah satunya Karnoto, penjual babi ternak asal Kabupaten Pati sejak tahun 2015 silam.
Dirinya memilih mendirikan kandang babi di area yang jauh dari permukiman penduduk, yang berlokasi di Desa Payak, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati.
“Kandang kebetulan jauh dari permukiman penduduk. Serta apabila ingin masuk ke dalam kandang, siapapun harus disemprot disinfektan agar steril dari virus,” ujarnya kepada Mondes.co.id, Selasa (4/6/2024).
Seperti halnya penduduk yang lain, dirinya tetap hidup beraktivitas dan bersinggungan dengan masyarakat umum lainnya. Walaupun ia menjual hewan babi ternak, tetapi warga setempat tidak terganggu karena keberadaan babi-babi tersebut.
“Kami tidak berdekatan dengan Chinese, karena kami hidup di kampung biasa, sehingga tidak begitu paham kehidupan teman-teman Chinese,” ungkapnya.
Selama ini, pembelinya berasal dari banyak kalangan. Karnoto mengakui, jika pembeli babi bukan hanya datang dari kalangan Non-Muslim saja, melainkan ada warga Muslim yang ikut membeli.
“Tidak semua yang beli dari Chinese dan Nasrani, teman-teman Muslim juga ada yang tertarik pada babi. Yang kemudian juga kepentingannya lain, yakni berbisnis juga,” ucapnya.
Menurutnya, tidak masalah dari kalangan manapun menjual babi ternak, karena ia menilai, prinsip berdagang berhak dilakukan oleh siapapun. Ia juga terbuka untuk mengajak berbagai pihak untuk budi daya babi, demi meningkatkan sektor ekonomi sekitar.
“Karena prinsip kami kan berdagang, maka orang-orang yang mau berbisnis bersama untuk memajukan perekonomian dengan budi daya babi, silahkan,” urainya.
Sejauh ini, Karnoto menjual babi ternak dengan berat 90 kilogram hingga 130 kilogram. Ia menyampaikan, dalam sebulan kurang lebih 40 sampai 50 ekor terjual, bergantung banyaknya jumlah perkembangbiakan.
“Kalau kita punya produk atau barang berat di angka 90 kilogram, semaunya mengalir kami jalin komunikasi dengan berbagai pedagang maupun pembeli, tidak sampai kami mencari pasar. Karena memamg menyesuaikan stok,” tuturnya.
Kini, Karnoto baru menjamah pasar babi ternak hidup, ia ke depan berencana menjual babi yang sudah potongan. Selain itu, dirinya berupaya mencari bibit babi ternak yang budidayanya lebih cepat besar dan minim risiko.
“Kami harap bisa menjual yang sudah potongan. Dan berencana mencari bibit-bibit yang bisa cepat besar, mungkin tidak rawan dengan risiko,” imbuhnya.
Hingga kini, dia membudidayakan tiga jenis babi, yaitu pitren, landrace, dan yorkshire.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar