Pembangunan Jembatan Berugenjang-Wonosoco Digenjot

KUDUS – Mondes.co.id | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kudus menggenjot pembangunan jembatan penghubung Desa Berugenjang – Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus.

Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, pembangunan jembatan penghubung Desa Berugenjaang – Wonosoco tersebut bersumber dari anggaran Bantuan Gubernur (BanGub).

Baca Juga

3 tahun  lalu

TMMD Reguler 111 Kodim Pati Tahun 2021 Resmi Ditutup

336 mondes

“Kemarin sudah dianggarkan melalui BanGub sebesar 4 miliar,” ujarnya saat meninjau proses pembangunan jembatan tersebut, Senin 19 September 2022.

Pihaknya menegaskan, selama pembangunan jembatan tersebut tidak menimbulkan permasalahan di masyarakat. Termasuk tidak mempengaruhi aliran irigasi di masa tanam ke satu.

“Pembangunan jembatan ini tidak menimbulkan permasalahan di masyarakat. Termasuk penggelontoran (irigasi) air di masa tanam satu ini, petani tidak usah khawatir karena dipastikan air sampai ke bawah,” tegasnya.

Baca Juga

3 tahun  lalu

Sosialisasi Dan Penyuluhan Hukum Bidkum Polda Jateng di Polres Blora

904 mondes

Hartopo memastikan, pembangunan jembatan tersebut dapat selesai tepat pada waktunya.

“Secepatnya akan selesai tepat waktu, ini masih tahap pembesian. Nanti akan dikesdam dulu, agar aliran air tidak merendam pembangunan, tapi aliran air tetap jalan dengan pompanisasi,” ujarnya.

Ditanya terkait upaya percepatan pembangunan, Kepala Dinas PUPR Arief Budi Siswanto mengatakan pembangunan jembatan penghubung Desa Berugenjang – Wonosoco tidak menemui kendala berarti dan ditargetkan selesai tepat waktu.

“Kita tidak perlu lakukan upaya percepatan pembangunan karena sudah sesuai reschedule, target selesai 9 Desember,” jelasnya.

Dirinya menjelaskan terkait pembangunan jembatan penghubung Desa Berugenjang – Wonosoco saat ini masuk tahap proses abutment. Mengenai urgensi pembangunan jembatan ini untuk penghubung mobilitas antar desa.

“Pembangunan jembatan dengan lebar 5,4 meter dan panjang 12 meter, saat ini telah berjalan 15-17 persen. Jembatan ini untuk akses penghubung antar kedua warga desa,” jelasnya.

Arief menuturkan, berbagai upaya dilakukan Dinas PUPR untuk melaksanakan pekerjaan agar aliran air tetap dapat digunakan masyarakat di tengah persiapan masa tanam ke satu.

“Nanti rencana dikesdam/dewatering (membebaskan area konstruksi dari aliran air tanah). Jadi asumsinya tidak ditambak, tapi semacam pompanisasi,” tandasnya. (Ist/Dr)