Pembangunan Dermaga Pulau Parang Mendesak, Butuh Rp8,5 Miliar 

waktu baca 4 menit
Jumat, 9 Mei 2025 18:06 0 171 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Ngantor ke Pulau Parang, Kecamatan Karimunjawa, Bupati Jepara Witiarso Utomo didesak warga untuk segera membangun dermaga di Pulau Parang.

Hal ini disampaikan saat Bupati Jepara Witiarso Utomo, mengunjungi Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, Jumat (9/5/2025).

Kunjungan ke kawasan pulau terluar di Jepara ini terkait progam Bupati Ngantor di desa.

Butuh waktu empat jam lewat jalur laut agar sampai di desa yang terletak di Laut Jawa ini.

Dua jam pertama menggunakan kapal cepat dari Dermaga Jepara menuju Dermaga Karimunjawa.

Lalu dua jam berikutnya menggunakan kapal nelayan dari Dermaga Karimunjawa menuju Dermaga Parang.

Tiba di Balai Desa Parang, Bupati dan jajarannya langsung “nglarisi” dan memborong berbagai produk UMKM warga empat desa di Kecamatan Karimunjawa. Yakni Desa Karimunjawa, Kemojan, Parang, dan Nyamuk.

Setelah itu, warga manyampaikan beragam aspirasi saat progam Bupati Ngantor di Desa Parang.

Mulai dari pembangunan Puskesmas pembantu (Pustu) di Desa Parang, pengadaan kapal ambulans desa, pembangunan SMA Satu Atap, alat pengolah sampah.

Lalu pembangunan gardu pandang untuk wisata, sarana penerangan jalan umum (PJU), sarana pengolahan garam rakyat, peningkatan kapasitas dan sarana untuk BUMDES, progam PTSL atau Prona, hingga pembangunan Dermaga di Pulau Parang.

Warga Desa Parang, Masruh mengatakan pembangunan dermaga penyeberangan di desanya mendesak.

Pembangunan dermaga bagian timur itu diproyeksikan tidak hanya bermanfaat untuk nelayan, tapi juga menyokong aktivitas pariwisata di Desa Parang.

Di Desa Parang ada sejumlah destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan. Seperti Bukit Batu Hitam, Batu Merah, Goa Sarang, Pantai Ujungrama, dan Pantai Kunci dengan pasir putih dan pemandangan alam yang masih alami.

BACA JUGA :  Diduga Depresi Berat, Kakek Asal Sukolilo Nekat Akhiri Hayat

Selain itu, ada empat titik destinasi wisata minat khusus seperti snorkeling dan diving di Perairan Parang. Salah satunya seperti titik snorkeling di Takakmalang.

“Di Parang sebenarnya ada tiga dermaga, tapi semuanya tidak ada yang bisa disandari kapal penyeberangan. Kita ingin dermaga bagian timur dibangun, karena yang paling potensial untuk dermaga tempat sandar kapal cepat yang biasa dinaiki wisatawan,” kata Masruh.

Kepala Desa Parang Zaenal Arifin menambahkan beberapa tahun lalu, dermaga bagian timur pernah disurvei pemerintah.

Saat itu, diperkirakan butuh anggaran sekitar Rp8,5 miliar untuk membangun dermaga sepanjang 260 meter dengan lebar 6 meter.

Namun sayangnya, setelah disurvei hingga sekarang, belum ada tindak lanjut terkait pembangunan dermaga bagian timur.

“Semoga setelah Bupati Ngantor di Desa Parang dermaga bagian timur bisa langsung dibangun karena memang multimanfaat,” ujarnya.

Warga lainnya, Yunia Fatmasari menyampaikan pentingnya pengadaan kapal ambulans untuk warga Parang.

Sebab selama ini, jika ada warga Parang yang sakit parah atau ibu melahirkan, maka harus dibawa ke Karimunjawa atau bahkan Jepara.

Namun, karena waktu tempuh butuh beberapa jam dan lewat jalur laut, warga sakit keras atau ibu melahirkan itu malah belum sempat mendapat perawatan intensif. Bahkan, malah ada yang meninggal atau melahirkan di tengah laut.

“Kalau disetujui kapal ambulans itu dibuat di sini agar spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan,” harapnya

Bupati Jepara langsung merespon aspirasi warga. Terkait pembangunan Dermaga Pulau Parang, Mas Wiwit memastikan akan dibangun tahun 2026.

Untuk tahun ini, infrastruktur yang dibangun adalah jalan beton menuju dermaga bagian timur di Pulau Parang.

“Tahun ini jalan dibeton dulu. Tahun 2026 kita bangun dermaga. Anggarannya kita carikan, bisa dari provinsi,” ujar Mas Wiwit.

BACA JUGA :  Penanganan Jalan Rusak Jepara Disiapkan Rp21,4 M

Terkait pembangunan Puskesmas pembantu (Pustu) di Parang, Mas Wiwit memastikan juga akan dibangun.

Hanya saja, Pustu itu bisa dibangun jika lahannya milik pemerintah daerah. Ia lalu meminta Pemdes Parang dibantu kalangan ibu-ibu untuk mengawal pengadaan tanah untuk pustu tersebut.

“Bangun pustu cukup 500 meter persegi. Harga tanahnya yang terjangkau saja Rp50 ribu per meter agar bisa segera direalisasikan,” ujarnya.

Setelah itu, satu persatu aspirasi warga direspon oleh Mas Wiwit dan jajarannya. Mulai dari usulan PTSL, pengolahan sampah, pembangunan sumur bor dan lainnya.

Salah seorang warga Sokib mengacungi jempol respon cepat Bupati dan jajarannya. Termasuk soal usulan pembangunan PJU di wilayahnya.

“Tadi dijawab kalau tahun ada 17 titik PJU yang dibangun di Parang. Respon dan solusinya mantap,” tandasnya.

Editor: Mila Candra 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini