PATI – Mondes.co.id | Camat Tambakromo, Mirza Nur Hidayat bersama Kelompok Tani (Poktan) Sido Agung 2 di Desa Mojomulyo menggelar panen bersama pada hari ini, 19 Mei 2025.
Panen kali ini dilakukan sebagai rangkaian panen raya di 15 desa se-Kecamatan Tambakromo.
Sebagai informasi, panen kali ini merupakan Musim Tanam (MT) 2 di tahun 2025.
Panen raya di Kecamatan Tambakromo dilakukan pada 2.991 hektar lahan, yang berjalan sejak awal Mei sampai dengan Juni 2025.
“Hari ini kita diundang kelompok tani di Mojomulyo, ini miwiti panen di MT (Musim Tanam) 2. Untuk wilayah Tambakromo serentak awal Mei sampai awal Juni, kurang lebih pelaksanaan panen 1,5 bulan,” ucapnya saat diwawancara Mondes.co.id.
Pihaknya mendorong penerapan pola tanam rasional bagi para petani, sehingga pola tanam berbasis ilmu harus berlaku untuk lahan di Kabupaten Pati, khususnya di Kecamatan Tambakromo.
Pasalnya, mayoritas pertanian masih menerapkan pola tanam tradisional.
“Tadi ada vendor dari salah satu penyedia pupuk non organik yang punya demplot mendorong pola tanam rasional, dibuktikan bahwa hasilnya lebih bagus. Pola tanam tradisional belum berbasis pada percontohan, semoga saja nanti ke depan sudah ada petani yang menggunakan pola tanam rasional berbasis pupuk non subsidi dan berdasarkan ilmu, sehingga hasilnya pola tanam rasional bisa 10 ton per hektar,” ungkap Mirza.
Dengan pola tanam rasional, disebutkannya dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi.
Ditegaskannya jika langkah tersebut mendukung penuh dari program Bupati Pati Sudewo ‘1 Hektare 10 Ton Bisa”.
“Semoga tekad 1 Hektare 10 Ton Bisa terwujud sesuai yang disampaikan oleh Pak Bupati Sudewo,” tegasnya.
Namun, ia mengatakan bahwa menjadi tantangan bila ingin mengajak para petani menerapkan pola tanam rasional.
Terlebih kondisi lahan di Kecamatan Tambakromo sangat bergantung dengan cuaca.
“Tadah hujan tantangannya. Ini kita memasuki kemarau basah, yang sampai hari ini masih ada air di wilayah kami,” ucap Mirza.
Menurutnya, kondisi pertanian di Kecamatan Tambakromo didominasi lahan tadah hujan, sehingga kondisi pasokan air tercukupi jika musim penghujan. Saat ini kondisi lahan masih tercukupi air.
“Hari ini di Mojomulyo, besok Rabu di Mangunrekso, berturut-turut di wilayah Kecamatan Tambakromo yang di bawah, kalau Pakis, Maitan, Wukirsari, Larangan, Keben lahannya sedikit karena di pegunungan. Ada 15 desa yang ada,” paparnya.
Perlu diketahui, panen raya di Kecamatan Tambakromo telah banyak yang menggunakan teknologi mesin. Hal ini memudahkan petani untuk memilah gabah dari padi-padi tersebut.
“Panennya menggunakan combi alat pemanen modern. Dipanen, langsung masuk sak, lalu langsung dibawa petani,” jelasnya.
Ia berharap setelah padi dipanen, gabah-gabah ini mendapatkan harga yang tinggi, sehingga bisa menguntungkan petani.
Ia menyarankan kepada petani agar gabah ditahan dahulu untuk melihat harga jual yang layak.
“Harapannya MT 2 ini harga gabah terkendali Rp6.500, syukur meningkat. Kepada petani sebaiknya menyimpan gabahnya, ditahan dulu, nanti pada saat sudah ada harga yang sesuai harapan, bisa dijual,” pesannya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar