Pakde Harno Pimpin Serbuan 36.200 Mangrove, Kawal Mageri Segoro Jateng

waktu baca 2 menit
Rabu, 15 Okt 2025 16:46 0 39 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Ribuan tangan bersatu, melumpur, dan menancapkan masa depan lingkungan di Pantai Pasar Banggi.

DBHCHT TRENGGALEK

Bupati Rembang, H. Harno, atau yang akrab disapa Pakde Harno, hari ini memimpin gerakan masif penanaman 36.200 bibit mangrove, sebagai bagian dari program unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah “Mageri Segoro” (Memagari Laut).

​Gerakan ini bukan hanya seremonial, melainkan aksi kolektif lintas sektor yang menyentuh hati.

Mulai dari pelajar yang ceria, kesigapan anggota TNI/Polri, militansi organisasi masyarakat, hingga dukungan korporasi seperti PLN dan perangkat desa, semua tumpah ruah menjadi satu simbol.

​Usai menanam, Pakde Harno menegaskan bahwa kegiatan di Rembang ini adalah dukungan konkret terhadap inisiatif Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi yang melakukan gerakan serupa secara serentak di 17 kabupaten/kota pesisir.

​“Ini adalah bukti dukungan nyata Rembang terhadap ‘Mageri Segoro’. Di semua pantai yang memungkinkan, kita tanami mangrove. Kalau tidak bisa, kita siapkan cemara. Ini gerakan bersama seluruh kabupaten pesisir Jawa Tengah,” tegas Bupati Harno.

​Pakde Harno menyebut kawasan Pasar Banggi bukan sembarang lokasi.

Hutan mangrove di sini diakui sebagai salah satu yang terbaik dan terlebat di Jawa Tengah, dengan luasan mencapai sekitar 28 hektare.

Kawasan ini telah menjadi destinasi wisata favorit, Jembatan Merah Hutan Mangrove yang terus dikembangkan.

​“Penanaman ini akan berdampak sangat bagus untuk ekosistem di sini, satwa-satwanya berkembang, dan yang paling krusial, mencegah abrasi,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Nama Mario Lemos Disebut Bakal Arsiteki Persijap Jepara

​Dalam penjelasannya, Bupati Harno menggarisbawahi pentingnya mangrove sebagai solusi alami dan biaya rendah untuk menghadapi ancaman abrasi.

​“Menanam mangrove adalah langkah sederhana, efektif, dan murah. Alternatifnya, membangun breakwater (pemecah ombak), biayanya luar biasa besar,” ujarnya.

Ini menekankan bahwa di lokasi yang tidak memungkinkan, pembangunan infrastruktur mahal itu baru dipertimbangkan.

​Tak hanya di Pasar Banggi, sebagian bibit “pasukan hijau” ini juga akan dikerahkan ke Kabongan Lor yang merupakan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE).

​Gerakan Mageri Segoro di Rembang ini diharapkan tidak berhenti sebagai momentum, melainkan menjadi inspirasi kolektif bagi seluruh masyarakat untuk terus merawat benteng alami mereka.

Mangrove Rembang hari ini bukan hanya pohon, tetapi janji untuk masa depan pesisir yang lestari.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini