PATI – Mondes.co.id | Kabupaten Pati menjadi wilayah yang kering seperti daerah-daerah pada umumnya yang tengah dilanda El Nino. Kondisi ini pun membuat sebagian besar warga kesulitan memperoleh pasokan air bersih.
Namun, kondisi demikian menjadikan warga Kabupaten Pati yang dihantui kekeringan tetap mengharapkan bantuan air dalam jumlah lebih besar secara gratis dari pemerintah maupun relawan. Kadang beberapa dari mereka memutuskan untuk mengebor sumur agar memperoleh air, tetapi banyak tidak berhasil.
Warga masih enggan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan membeli air minum dalam bentuk galon, apalagi kebanyakan kebutuhan air tersebut digunakan untuk mencuci dan mandi. Keadaan demikian tak berarti apa-apa bagi penjual air galon yang ada di Kabupaten Pati bernama Zawawi (57).
Menurut Zawawi, tak banyak warga di sekitarnya yang membeli air galon dalam jumlah besar di musim kemarau kali ini. Memang ada kenaikan, tetapi tak signifikan.
“Selama musim kemarau ada sedikit kenaikan. Ada tapi sedikit,” ungkap pria asal Desa Tambakromo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati saat ditanya Mondes.co.id pada Rabu, 27 September 2023.
Dikatakan oleh Zawawi bahwa kenaikan pembeli air galon terjadi ketika momen-momen mendekati hajatan dan hari raya. Hal itu dikarenakan air yang ia jual berupa air konsumsi.
“Mengalami kenaikan pesat itu biasanya di bulan-bulan yang banyak orang gawe (hajatan) dan menjelang hari raya,” ungkap pria yang memulai usaha sejak 2017 lalu.
Beberapa bulan terakhir, dalam seminggu biasanya dirinya menjual 25 galon. Jumlah tersebut meningkat dibanding saat-saat cuaca tak sepanas ini, yakni 20 galon.
“Seminggu dulu orang beli 20 galon. Kalau cuaca panas biasanya nambah 25 galon,” imbuh Zawawi sembari melayani pembelinya di rumah.
Dirinya menjual air galon asli bermerek. Per galon seharga Rp20.000. Selain menjual air galon bermerek, selama enam tahun dirinya menjual berbagai jenis minuman, diantaranya air minum gelas, air minum botol dari ukuran mini hingga besar berbagai merek, teh gelas, kopi gelas, dan minuman varian rasa.
“Ada air galon bermerek, air gelas-an bermerek dan varian minuman lainnya. Kalau air galon ada yang di bawah sampai Rp20 ribu. Sedangkan, harga minuman gelas-an paling murah Rp17 ribu sampai Rp32 ribu. Harganya beda-beda. Harga grosir dan eceran juga beda,” sebutnya.
Dirinya mendatangkan dagangan dari berbagi distributor Pati maupun Kudus. Kemudian ia menjualnya dalam bentuk grosiran maupun ecer.
Selama ini mangsa pasarnya adalah warga sekitar di Kecamatan Tambakromo, maupun Gabus, dan Kayen.
“Saya supplay barangnya dari Pati maupun Kudus dari distributor. Lalu saya jual eceran bisa, grosir bisa. Pendapatan lumayan cukup untuk memenuhi kebutuhan. Biasanya pembeli datang kemari bisa juga saya kirim ke lokasi, seperti Gabus, Kayen, dan Tambakromo sendiri. Per hari kebanyakan mengantar atau setor ke empat toko,” pungkasnya.
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar