Museum RA Kartini Gelar Lomba Cerita Dialek Jeparanan, Antusias Luar Biasa

waktu baca 2 menit
Senin, 20 Okt 2025 17:30 0 58 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Museum Raden Ajeng (RA) Kartini Jepara menggelar lomba cerita bahasa Jawa dengan dialek Jeparanan.

DBHCHT TRENGGALEK

Lomba bercerita Bahasa Jawa dengan dialek Jeparanan diikuti para siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK dan MA selama tiga hari, yakni Senin hingga Rabu, 20-22 Oktober 2025.

Antusias peserta lomba Cerita Bahasa Jawa dengan Dialeg Jeparanan ini luar biasa.

Terbukti dengan adanya peningkatan jumlah peserta dari tahun ke tahun.

Jika sebelumnya, kegiatan ini hanya diikuti belasan siswa untuk satu kategori.

Pada tahun ini diikuti ratusan peserta dari berbagai tingkatan.

SD sebanyak 36 siswa, tingkat SMP/MTs diikuti 42 siswa, dan SMA/SMK/MA diikuti sebanyak 19 siswa.

Ini membuktikan bahwa upaya pelestarian Bahasa Jawa, khususnya Dialek Jeparanan yang dilakukan Museum RA Kartini cukup membuahkan hasil.

Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menghasilkan pendongeng-pendongeng cilik, sekaligus untuk mengajarkan anak belajar mencintai budaya dan bangsanya sendiri, melalui bahasa tutur (lisan).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ali Hidayat mengatakan, lomba mendongeng ini merupakan bagian dari upaya merancang pendidikan moral dan akhlak kepada anak.

Mendongeng juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai luhur budaya dan sejarah bangsa.

“Lomba bercerita ini merupakan kegiatan untuk melatih intelektaul anak dalam bercerita tentang sejarah Jepara. Kegiatan ini sekaligus nguri-nguri Budaya Jawa, khususnya mengunakan Bahasa khas Jepara (Jeparanan),” kata dia.

Bahasa Jeparanan ini, memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan bahasa daerah sekitar.

BACA JUGA :  Kapolri Jenderal Listyo Sigit Beri Lampu Hijau Pembangunan RS Bhayangkara di Pati

Bahkan, antar desa dan kecamatan pun juga ada beberapa kosakata atau ucapan yang berbeda. Sehingga ini sangat perlu untuk dilestarikan.

“Kita ingat Trigatra Bangun Bahasa yaitu konsep pengembangan bahasa terdiri dari tiga aspek utama, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing,” kata dia.

Lomba doangeng sekaligus untuk mempertegas komitmen Pemkab Jepara, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) sebagai kota wisata yang ramah anak.

Sementara pemenang lomba, Juara 1 diraih Eunikhe Priscilla SD N 3 Karanggondang, Juara 2 diraih Fathan Rizky M dari SD N Srobyong, dan Juara 3 diraih Nabila Mustika Kirana SD N 4 Panggang.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini