PATI – Mondes.co.id | Beranjak dari pojok kota kecil di utara Pantura yakni Kabupaten Pati, tersimpan banyak misteri dan cerita mitos yang kadang tak masuk jika dilogika oleh nalar manusia.
Salah satu mitos yang sangat santer diperbincangkan jelang Pemilu adalah Punden Nyai Ageng Kenduruan. Punden yang terletak di Desa Tajungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati ini, konon mempunyai kekuatan magis yang teramat besar.
Bahkan secara turun temurun, masyarakat di sana sebagian besar masih mempercayai cerita legenda betapa sakral dan keramatnya punden Nyai Ageng Kenduruan.
Adapun mitos yang beredar, jikalau jelang masa-masa Pemilu dan Pilkada hingga Pileg, punden tersebut ramai dikunjungi oleh politikus-politikus tersohor dari bumi pesantenan Pati.
Kedatangan para politikus ini bukan tanpa alasan, menurut Suwarno selaku juru kunci punden, mereka datang ingin mencari keberkahan supaya bisa lancar melakoni kontestasi politik.
“Benar, jelang Pileg dan Pilkada para politisi bergantian menyambangi Punden Nyai Ageng Kenduruan untuk keberkahan,” ujarnya tak lama ini.
Sembari membersihkan halaman punden yang dipenuhi daun beringin berjatuhan, Suwarno Mengungkapkan jika fenomena seperti ini sudah tak asing baginya.
Diceritakan, jika pada zaman dahulu, sosok Nyai Ageng Kenduruan ini adalah sosok manusia yang sakti mandraguna.
Bahkan Nyai Ageng Kenduruan dulu pernah dititipi pusaka oleh Bupati Pati pertama yaitu Joyo Kusumo sebelum melakukan tapa atau meditasi di Desa Tajungsari.
Menurut cerita legenda yang disampaikannya, jasad Nyai Ageng Kenduruan hingga saat ini tidak pernah ditemukan. Masyarakat sekitar menganggap jika Nyai Ageng Kenduruan mencapai moksa saat bertapa di sana.
Untuk menghormati salah satu manusia yang sakti mandraguna, setiap tanggal 1 suro, di Punden Nyai Ageng Kenduruan pasti diadakan seni tayub. Hal tersebut dikarenakan, semasa hidup konon Nyai Ageng Kenduruan sangat menyukai kesenian tersebut.
“Setiap 1 Suro pada pagi hari pasti diadakan selamatan serta dengan agenda seni tayub,” jelasnya.
“Kalau menjelang Pileg dan Pilkada di sini ramai, dari pagi hingga malam ada saja orang yang berziarah, kebanyakan mereka para Caleg,” Sambungnya.
Diungkapkan oleh Suwarno, jika sebenarnya ada satu lagi Punden di sana yang disakralkan yakni Punden Ki Ageng Sentono. Keduanya berada di Desa Tajungsari.
Diceritakan, jika pada zaman dahulu Ki Ageng Sentono adalah seorang ulama besar, yang disebut-sebut oleh masyarakat sebagai keturunan dari Sunan Muria dan Roroyono.
Dan kedua punden tersebut mitosnya saling bersinergi, jika ada politikus yang datang ke sana, harus mendatangi kedua punden tersebut dan tidak boleh memilih salah satu.
Ia juga mengungkapkan, dalam cerita “Babat Pati” Nyai Ageng Kenduruan dulunya mempunyai dua saudara yaitu kakak perempuan bernama Mbah Dapit yang disebut-sebut sebagai danyangnya masyarakat Desa Lahar, dan adik laki-laki yang bernama Singapadu.
Kedua punden tersebut, hingga kini dipercaya oleh masyarakat Desa Ngurenrejo, Kecamatan Wedarijaksa sebagai pangemong desa.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar