Meron Dinilai Belum Mampu Naikkan Eksistensi UMKM Lokal

waktu baca 2 menit
Senin, 8 Sep 2025 08:12 0 30 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Tradisi Meron di Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati masih menyisakan pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah daerah (Pemda).

Pasalnya, kemeriahan acara adat yang berlangsung selama ratusan tahun ini, belum bisa memutarkan roda perekonomian secara adil dan merata bagi penduduk setempat.

Ketua Panitia Meron tahun 2025, Shoban Rahman mengungkap bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Sukolilo belum bisa berkembang memanfaatkan situasi Meron setiap Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sejauh ini belum ada produk unggulan yang menonjolkan identitas Desa Sukolilo dalam memeriahkan Meron.

“Meron ajang luar biasa, dari berbagai daerah datang. Yang belum digarap itu UMKM, coba souvenir Meron ada, UMKM yang bernuansa Meron belum tumbuh,” ujarnya kepada Mondes.co.id, belum lama ini.

Pihak kepanitiaan masih memikirkan upaya menumbuhkan UMKM di Desa Sukolilo di setiap momentum Maulid Nabi Muhammad SAW.

Padahal, rangkaian acara Meron di Desa Sukolilo berlangsung selama sepekan.

“Kita masih pikirkan menumbuhkan UMKM di acara Meron uang dimulai tanggal 2 sampai 6 September,” katanya.

Perlu diketahui, kepanitiaan Meron berasal dari seluruh lapisan masyarakat yang sukarela ingin menyukseskan agenda adat di desa tersebut.

Mereka dari unsur tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, dan organisasi masyarakat.

Menariknya, perhelatan hajat semewah ini tanpa sepeser pun dana dari pemerintah.

“Panitia dari semua lapisan yang mau ada tokoh masyarakat, RT/RW, unsur organisasi masyarakat yang terbesar ada NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah, unsur karang taruan kecamatan dan desa kita libatkan jadi panitia. Jadi secara susunan kepengurusan lembaga ada pula Pokdarwis (kelompok sadar pariwisata), karena di sini menjadi Desa Wisata,” beber Shoban.

BACA JUGA :  Pemuda Nuswantara Gelar Workshop Offline Pertama Kali di Pati, Apa Sih yang Dibahas?

Ia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, dan pemerintah pusat melestarikan Tradisi Adat Meron.

Sehingga dukungan apapun sangat terbuka untuk diterima oleh masyarakat setempat, demi mengembangkan Meron agar lebih meriah.

“Harapan kami Pemerintah Kabupaten Pati, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat nguri-uri melestarikan budaya ini. Jangan sampai karena tidak puntya dana kita tidak bisa mengembangkan semakin meriah,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini