Foto: Menteri UMKM Maman Abdurahman saat menghadiri peluncuran program Kemudahan Usaha Mikro Bermitra (Kumitra) di Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang (Mondes/Istimewa) SEMARANG – Mondes.co.id | Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, mengapresiasi langkah Provinsi Jawa Tengah memberi dukungan dan perhatian besar terhadap pelaku UMKM di Jawa Tengah.
Menteri UMKM Maman Abdurahman meyakini, dukungan besar dari Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, akan menjadikan UMKM di Jawa Tengah kian lebih maju.
Menurut Maman, perhatian besar dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tersebut juga dapat dilihat bagaimana penyaluran KUR di Jawa Tengah menempati peringkat pertama nasional.
Nilainya sudah mencapai Rp41,4 triliun kepada 791 debitur.
“Luar biasa Jawa Tengah ini,” kata Maman saat menghadiri peluncuran program Kemudahan Usaha Mikro Bermitra (Kumitra) di Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, kemarin.
Dijelaskan, melalui program Kumitra ini, Kementerian UMKM bersama Pemerintah Provinsi mengajak berkolaborasi membangun kemitraan antara usaha mikro dengan usaha menengah dan besar.
Maman mencontohan, pelaku usaha mikro disambungkan dengan ritel modern untuk menjual produknya.
“Ada juga bentuk-bentuk kemitra dengan usaha-usaha besar lainnya. Ini bagian upaya kita untuk mendorong dan membuka market usaha mikro lebih luas,” kata Maman.
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan, UMKM merupakan salah satu pondasi pembangunan ekonomi daerah.
Ia memberi perhatian penuh terhadap pelaku UMKM untuk terus ditingkatkan dalam hal pendampingan dan pemberdayaan agar naik kelas dan berdaya saing.
“Sektor yang tidak terkena krisis selama masa pandemi covid lalu adalah UMKM. Di Jawa Tengah, UMKM merupakan pahlawan yang harus kita dorong untuk lebih meningkat lagi,” kata Ahmad Luthfi saat memberikan sambutan.
Dijelaskan, banyak aspirasi dari pelaku UMKM terkait tantangan usaha yang dihadapi di setiap daerah.
Gubernur mencontohkan, beberapa waktu lalu ia sempat berdialog dengan pelaku usaha mikro dan kecil di Kabupaten Tegal.
Di sana ia menemukan fakta banyak pelaku usaha mikro yang kesulitan dalam hal pemasaran, khususnya untuk masuk ke ritel modern atau minimarket.
“Kebutuhan pelaku usaha mikro agar bisa masuk ke minimarket, hari ini difasilitasi adanya Kumitra. Nantinya program ini akan menjembatani kemitraan, sehingga UMKM bisa berdaya di wilayah kita,” ungkap Ahmad Luthfi.
Dijelaskan, Kumitra merupakan program kolaborasi antara Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian UMKM, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Program ini akan menghubungkan pelaku usaha mikro dan kecil dengan perusahaan besar, lembaga pembiayaan, dan pendamping.
Langkah strategis lain yang dilakukan Gubernur Ahmad Luthfi adalah dengan mengoptimalkan Kecamatan Berdaya.
Dalam Kecamatan Berdaya, seluruh kelompok terwadahi dan dibuatkan program untuk pemberdayaan dan peningkatan kualitas.
Meliputi kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah, kelompok perempuan berdaya, petani milenial, ekonomi kreatif, serta kelompok rentan, dan disabilitas.
“Kami mempunyai program Kecamatan berdaya. Tempat di mana UMKM kita mempunyai daya saing, baik kelompok-kelompok ibu berdaya maupun adek-adek kita atau masyarakat kita yang disabilitas,” katanya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menambahkan problem UMKM adalah pemasaran, bagaimana membangun jaringan dan menjual produknya.
Dorongan dari pemerintah pusat melalui program Kumitra akan sangat strategis, agar bisa lebih mengakselerasi pelaku UMKM untuk bermitra, selama Pemprov Jateng sudah melakukan hal tersebut.
“Setiap ada penanaman modal di DPMPTSP, selalu kita identifikasi apa yang bisa digandengkan dengan UMKM. Kita selalu minta syarat itu, termasuk juga dengan tenaga kerja,” jelasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar