Mengintip Sektor Usaha Jual Ayam yang Potensial

waktu baca 3 menit
Selasa, 29 Jul 2025 08:18 0 74 Singgih Tri

KUDUS – Mondes.co.id | Penjual ayam menyebut jika harga ayam hidup saat ini bisa mencapai Rp200 ribuan.

Hal ini diungkap oleh salah satu penjual ayam asal Kabupaten Kudus, Ahmad Charis.

Ayam yang dijualnya meliputi ayam kampung, ayam broiler, dan ayam horen.

Harganya bervariasi, jika harga ayam kampung yang sudah dipotong, berada di angka Rp90 ribu hingga Rp180 ribu per ekor.

“Kalau harga ayam kampung biasanya kan lebih tingggi, dari yang kecil Rp90 ribu, Rp130 ribu, Rp150 ribu, hingga capai Rp180 ribu. Semakin besar semakin mahal,” terangnya saat ditanya Mondes.co.id, Selasa (28/7/2025).

Sementara, untuk harga ayam broiler yang sudah dipotong, mulai dari Rp65 ribu hingga Rp75 ribu per ekor.

Lalu, harga ayam horen yang telah dipotong pun sama dengan harga ayam broiler yang telah dipotong.

“Kalau horen dan ayam pedaging (broiler) Rp65 ribu, Rp70 ribu, Rp75 ribu mentok udah yang paling besar dan mahal. Kalau lebih dari itu ya harga ayam kampung yang kadang sampai Rp180 ribu,” ungkap pria yang beralamat Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

Menurutnya, harga ayam di pasaran akan mengalami kenaikan dan penurunan, menyesuaikan momen.

Ketika momen Idulfitri, Iduladha, Ramadan, dan Suro akan mengalami kenaikan harga.

“Itu juga tergantung harga ayam pada umumnya di pasaran, seringnya naik pas hari-hari besar, contoh Iduladha, Suronan, dan lain-lain. Kalau harga ayam yang hidup mencapai Rp200 ribu tergantung jenis dan usia,” ujar Charis.

BACA JUGA :  Sudah Ada UPTD PPA di Pati, Tidak Ada Alasan Mengabaikan Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak

Harga ayam juga dipengaruhi kepentingan pembeli. Bila pembeli berasal dari sektor usaha kuliner, maka ada hitungannya menurut versi usaha kuliner.

“Penentuan harga juga tergantung pembeli, soalnya mainnya per ekor, bukan per kilogram, beda sama di pasar yang mainnya per kilogram. Kalau masuk resto beda lagi, per ekor tapi ada ukuran kilonya. Salah satu contohnya resto A minta ayam kampung berat 1,3 kilogram, nah di kita jual di harga Rp75 ribu,” bebernya.

Ia menjual ayam di rumah, meski baru skala kecil, tetapi sudah banyak konsumen yang butuh ayam darinya.

Per hari bisa terjual belasan sampai puluhan ekor ayam.

“Kalau ayam kampung paling banyak 15 ekor. Kalau ayam horen dan pedaging bisa sampai 20 ekor lebih, tergantung pembelinya, semua bergantung pembeli datang dan pesan ya,” tuturnya.

Ia menjual tiap hari, kadang juga menyesuaikan dengan pesanan yang datang di wilayah Kabupaten Kudus.

Pembelinya berasal dari kalangan sektor usaha kuliner maupun masyarakat biasa.

“Jualnya mentok sampai Kudus Kota, itu pun resto. Kalau di luar resto ya tetangga sini dan ada dari luar desa juga,” ucapnya.

Ayam kampung yang dijual berasal dari upaya memelihara sendiri.

Sedangkan, untuk ayam broiler dan ayam horen mendatangkan dari peternakan.

Menurut pria 25 tahun itu, berjualan ayam gampang-gampang susah.

Apalagi, konsumen datang atas berbagai kepentingan, untuk kebutuhan rumah tangga atau usaha.

Maka dari itu, sepi maupun ramai kerap dialami.

“Biasannya kan ada yang pesan pagi, siang, sore, malam, beda-beda, kan. Kalau pas sepi ya paling cuma 5 ekor terjual. Kemarin pagi 11 ekor, terus malamnya 9 ekor, terus kemarinnya lagi beda lagi jumlahnya,” pungkas Charis.

BACA JUGA :  Pelabuhan Ekspor Balong Dapat Dukungan Dubes Spanyol

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini