Mengenal Makam Citrosoma, Peristirahatan Terakhir Adipati Jepara

waktu baca 4 menit
Jumat, 11 Agu 2023 14:52 0 3409 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Belum banyak yang tahu tempat peristirahatan terakhir pada pemimpin atau Adipati Jepara. Para petinggi di Bumi Kartini ini, disemayamkan dalam satu lokasi yaitu di pemakaman Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan.

Desa Sendang dahulunya merupakan tepian pantai. Secara umum daerah sekitar pantai sulit menemukan sumber air tawar, yang ada biasanya air payau. Tapi di daerah ini ditemukan mata air yang airnya air tawar.

Maka air tersebut di manfaatkan masyarakat pesisir untuk keperluan sehari-hari. Karena sering didatangi warga, maka sumber mata airpun bentuknya menjadi kubangan, yang kubangan itu disebut sendang (kolam sumber air).

Bukan tanpa alasan, para Adipati Jepara dimakamkan di wilayah Kalinyamatan. Menurut cerita, daerah Kalinyamatan merupakan bekas Kerajaan Ratu Kalinyamat. Hal ini, dibuktikan dengan banyaknya reruntuhan seperti benteng yang mengelilingi daerah tersebut.

Jalan masuk ke dalam kompleks makam dari sisi depan terlihat gerbang masuk berupa gapura paduraksa yang kondisinya masih sangat baik.

Jika masuk dari gerbang itu pengunjung akan langsung menuju ke area cungkup rumah dimana jasad Adipati Citrosoma I dan keluarganya dimakamkan.

Terlihat deretan makam yang berada di dalam kompleks Makam Citrosoman Sendang Jepara.

Tak begitu beraturan, namun cukup rapi dan bersih. Bentuk nisan dan besarnya ukuran makam bisa memberi indikasi tentang derajat para pemilik makam semasa mereka masih hidup.

Selain itu, ada jirat kubur Adipati Citrosoma VII (Tjitrosomo VII), dengan nisan yang berbentuk seperti makuta gepeng. Nama lahirnya adalah Soedargo, dengan gelar ningrat raden mas sebelum menjadi adipati. Sang ayah, Adipati Citrosoma VI (semula bernama Ki Noto, memerintah Jepara pada periode 1810 – 1850 M, namun pada kijing tertulis 1800 – 1836.

BACA JUGA :  Inkanas Polres Jepara Tampil Gemilang, Raih Juara Umum Kedua Kejurda Piala Kapolda

Selain yang sudah disebutkan, menurut poster yang menempel pada dinding serambi cungkup makam Citrosoma I, disebut juga bahwa Citrosoma IV menjadi Bupati Jepara pada 1778 – 1784 M, Citrosoma V tahun 1784 – 1810, dan Citrosoma VI tahun 1810 – 1850. Tak disebutkan tentang tahun menjabat Adipati Citrosoma II dan Citrosoma VIII, serta dimana makamnya.

Tjitrosomo I (Ki Wuragil Djiwosoeto) adalah putra Reksodjiwo (Bupati Kedung Kiwo), atau cucu Judonegoro (Bupati Sedayu).

Ki Wuragil menggantikan ayahnya menjadi Bupati Kedung Kiwo, dan oleh PB I, raja ke-3 Keraton Kartosuro, ia dianugerahi keris Kyai Bethok dan gelar Bupati Prangwadono, dengan tugas menumpas pengacau di pesisir utara Jawa yang didukung Kompeni.

Lantaran berhasil dalam tugas itu, PB I memberinya gelar Citrosoma dan mengangkatnya menjadi Bupati Jepara pada 1708, menggantikan Adipati Soedjonopoera.

Citrosoma menikahi puteri Amangkurat I dan puteri Ki Soedjonopoera. Sesuai titah Paku Buwono, gelar Citrosoma hanya boleh digunakan sampai keturunan ke-9. Citrosoma IX menjabat Bupati Tuban tahun 1879 – 1892.

Untuk mengenang para Adipati Jepara, digelar haul Citrosoma. Kegiatan ini juga dihadiri langsung Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta bersama Istri Eka Edy Supriyanta, pada Kamis 10 Agustus 2023 malam.

Sebelumnya, Edy dan Istri menyempatkan ziarah ke makam Adipati Tjitrosomo serta memasang luwur. Prosesi Haul menjadi tradisi di masyarakat yang dilaksanakan setahun sekali guna mendoakan ahli kubur agar amal ibadah diterima di sisi Allah Swt.

“Ini juga menjadi sarana untuk mengenang dan mengingat perjuangan serta keteladanan para leluhur kita,” kata Edy Supriyanta.

Kegiatan tersebut penting untuk dilaksanakan guna memperkaya pemahaman masyarakat terhadap “labuh labet” para Adipati Jepara dalam pembangunan Jepara dan meneladani nilai-nilai kebaikan yang masih relevan dengan masa sekarang.

BACA JUGA :  Desa Jangan Asal Ganti Data, Perubahan KPM Bansos Harus Lewat Musdes

“Peristiwa sejarah terbentuk atas tiga dimensi yakni dimensi ruang, waktu, dan manusia. Maka keberadaan sosok Kanjeng Adipati Tjitrosomo yang pada masanya pernah memimpin Jepara, beserta alur silsilahnya harus kita gaungkan kepada generasi penerus agar tidak tercerabut dari akar budaya,” kata dia.

Dikatakan, keberadaan makam para Adipati Jepara dari masa ke masa di Desa Sendang ini, telah menjadi bukti kuat bahwa Desa Sendang saat itu merupakan salah satu pusat pemerintahan di Jepara.

Ia berharap, melalui haul ini segenap perjuangan para Adipati Jepara mendapat balasan terbaik di sisi Allah dan semoga cita-cita para Adipati Jepara dapat dilanjutkan.

Editor: Harold Ahmad

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini