Menelusuri Hutan Bambu di Regaloh Pati, Pelindung Kehidupan Warga 

waktu baca 4 menit
Selasa, 11 Nov 2025 12:08 0 27 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Bambu menyimpan segudang manfaat bagi lingkungan.

DBHCHT TRENGGALEK

Selain mampu menahan erosi, bambu juga efektif mencegah pelebaran sungai dan meredam laju angin, sehingga wajib ditanam di Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) dan lahan-lahan hamparan.

Di Kabupaten Pati masih terbentang tanaman bambu yang beraneka ragam di lahan hutan maupun pinggiran sungai.

Pihak Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati, menjelaskan bahwa area tanaman bambu berskala besar tersebar di berbagai titik, seperti di Tlogowungu, Gabus, Pucakwangi, dan lain sebagainya.

Langkah-langkah untuk reboisasi tanaman bambu kerap dilakukan Perum Perhutani KPH Pati bersama Lembaga Masyarakat Dekat Hutan (LMDH).

Bahkan, beberapa tahun yang lalu Desa Regaloh menjadi titik arboretum bambu.

Arboretum bambu merupakan kawasan khusus yang didedikasikan untuk mengoleksi, meneliti, melestarikan, dan mengembangbiakkan berbagai jenis bambu.

Arboretum bambu juga dapat berfungsi sebagai objek wisata edukasi, tempat konservasi lingkungan, dan sarana untuk kegiatan praktik.

Sebagaimana disampaikan Sulewi selaku Kepala Sub Seksi Hukum Kepatuhan Agraria dan Komunikasi Perusahaan Perum Perhutani KPH Pati.

“Dulu pernah diadakan arboretum bambu bermacam-macam jenis di seluruh Indonesia di sini, fungsinya untuk sarana belajar atau edukasi di bumi perkemahan (buper). Di bawah pengelolaan Perum Perhutani Pati paling banyak di Regaloh dan kawasan Patiayam,” urainya kepada Mondes.co.id, Selasa, 11 November 2025.

Ia menjelaskan bambu wajib ditanam di wilayah KPS, sebagai langkah untuk mencegah erosi yang terjadi di bantaran sungai.

Sejumlah titik Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Perum Perhutani KPH Pati memiliki wilayah yang banyak tanaman bambunya.

BACA JUGA :  Aktivis Lingkungan Karimunjawa Daniel Frits Divonis 7 Bulan, Penasehat Hukum Ajukan Banding

Meskipun bambu bebas diambil oleh masyarakat, tetapi mereka hanya boleh untuk kebutuhan konsumsi sendiri, bukan untuk dijual.

“Selain di BKPH Regaloh dan BKPH Muria, di daerah selatan juga banyak bambu di wilayah BKPH Barisan Jaken, BKPH Kuwawur Gabus, BKPH Lunggoh Pucakwangi banyak pring ori (bambu duri). Yang ada KPS dianjurkan Perhutani menyediakan bibit bambu di tepian sungai supaya mencegah erosi,” jelasnya.

Pada setiap KPS, masyarakat diimbau melestarikan area bambu di tepian sungai.

Idealnya untuk tanaman bambu di tepian sungai kurang lebih seluas 200 sampai dengan 300 meter.

“Kalau di BKPH Muria yang kawasan Patiayam bambunya besar-besar jenis petung, di sana diproduksi rebungnya gede, kalau tanaman bambu di daerah lereng Muria masih banyak yang bisa dikonsumsi. Sedangkan, bambu di daerah Morotoko (Desa Wateshaji, Kecamatan Pucakwangi) jenisnya pring ori, bambunya banyak di hutan karena jarang terjamah orang,” imbuh Sulewi.

Ia menjelaskan bambu bermanfaat bagi manusia, terutama untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Bahkan, banyak masyarakat sekitar yang membuat perabotan rumah dari bambu.

Para ibu-ibu kerap memanfaatkan bambu muda untuk kebutuhan pangan.

“Manfaat diambil rebung untuk konsumsi, batang untuk memperbaiki kandang ternak, pagar rumah atau pekarangan, biasanya pas mendekati event Agustusan, masyarakat banyak yang ke Regaloh mengambil bambu. Kami kalau diambil warga untuk tidak dijual, gak apa-apa. Manfaatnya kalau di KPS sungai mencegah erosi dan longsor,” paparnya.

Dengan keberadaan bambu di pinggir sungai berperan sebagai tanggul alami, sehingga bambu berfungsi menahan tepi sungai supaya tidak ada pelebaran.

Alhasil kapasitas sungai bukan melebar, tetapi semakin bertambah dalam jika di sekelilingnya ada bambu.

“Bambu ketika diambil sekali kalau musim hujan, maka kanan-kiri tumbuh lagi malah semakin beranak-pinak. Dampaknya sungai di sini mencekung ke dalam, tidak tambah lebar karena ada bambu penahan kiri-kanan,” ujar Sulewi.

BACA JUGA :  Puluhan Ribu Surat Suara Dinyatakan Tidak Sah, Apa Penyebabnya? 

Tantangan Perhutani saat ini banyak tanaman bambu yang tidak produktif karena kehadiran pohon-pohon besar, sehingga bambu ini kalah bersaing untuk mendapat zat-zat berguna untuk pertumbuhan.

Bahkan, tanaman bambu di wilayah dengan bambu terbanyak di Kabupaten Pati, yakni Desa Regaloh terganggu dengan keberadaan suburnya pohon jati.

“Di Sungai Regaloh ini ada dua sisi tepi yang dulu ditanami bambu semua, karena ternaungi jati yang udah besar karena ada pengayaan kawasan perlindungan, sehingga bambu kalah saing dengan jati di sisi tepi utara sungai. Sebelah utara KPS jenis tanaman jati, sedangkan selatan KPS tanaman bambu,” bebernya.

Merawat bambu sebagai tanaman penahan bencana ini tanggung jawab bersama.

Oleh sebab itu, masyarakat wajib sadar akan pentingnya bambu.

“Kita punya mitra dalam hal pengelolaan ada LMDH, mereka punya kewajiban menyampaikan ke masyarakat. Menurut pandangan saya, bambu ketika tumbuh mengelilingi sebuah desa, maka desa itu aman dari sapuan angin kencang, makanya kami anggap bambu itu penting,” jelasnya.

Sementara, Kepala BKPH Regaloh, Sudihartono menyebut ada macam jenis bambu di KPS Desa Regaloh, mulai dari jenis bambu duri (pring ori), bambu wulung, bambu gading (pring kuning), bambu apus, dan bambu petung.

Bermacam-macam bambu itu tumbuh di KPS tepi Sungai Regaloh seluas 4,3 hektar.

“KPS petak 121 E, luas 4,3 hektar, jenis tanaman bambu dari Perhutani ada pring ori ketinggian 15 meter paling besar dan kokoh, bambu kuning ada yang bercabang maupun tidak bercabang kebanyakan untuk hias, ketinggiannya 10 meter, pring apus (bambu apus) gunanya untuk pagar dan lain-lain, ketinggiannya sama 10 meter. Kalau yang bambu kecil jenis wulung kayak semacam rumpun, kemudian pring petung untuk rebungnya buat konsumsi,” ungkapnya saat diwawancarai di lokasi.

BACA JUGA :  BBWS Dinilai 'Pelit' Sosialisasi Bendung Karet

Semua bambu-bambu ini berguna sebagai penahan erosi di KPS.

Berbagai manfaat bambu-bambu ini terus dilestarikan oleh Perhutani dan masyarakat.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini