Memeden Gadhu, Pelestarian Tradisi Petani Lokal

waktu baca 2 menit
Selasa, 21 Mei 2024 08:48 0 736 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Festival Memeden Gadhu yang digelar di Desa Kepuk, Kecamatan Bangsri merupakan bukti pelestarian tradisi lokal masyarakat petani.

Beragam atraksi budaya dipertontonkan dalam Festival Memeden Gadhu ini. Seluruh kelompok masyarakat Desa Kepuk, membaur menjadi satu merayakan festival ini.

Memeden Gadhu merupakan sebuah boneka sawah yang terbuat dari jerami kering. Biasanya oleh para petani digunakan untuk mengusir burung di sawah. Dengan berkembangnya zaman, Memeden Ghadu ini semakin terpinggirkan.

Oleh masyarakat Desa Kepuk, kemudian melakukan langkah penyelematan dengan menggelar tradisi Memeden Gadhu ini untuk bisa ditampilkan kepada masyarakat luas.

Memeden Gadhu ini sekaligus upaya pelestarian nilai-nilai luhur masyarakat petani zaman dulu, seperti semangat gotong royong hingga menjaga keseimbangan alam.

“Dulu Memeden Gadhu ini untuk menakut-nakuti burung pipit karena jadi hama padi jelang masa panen. Kini sudah dikemas dalam even yang menarik,” ungkap Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta, kemarin.

Rencananya, Pemerintah Kabupaten Jepara akan mengusulkan Festival Memeden Gadhu untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

Hal ini disampaikan Pj Bupati usai meresmikan kirab budaya tumpeng raksasa.

“Ini perlu dikembangkan, tingkatkan dan branding terus. Ada peluang masuk sebagai WBTB, kita usulkan,” ujarnya.

Dalam tradisi ini juga ada tumpengan nasi berukuran besar yang diarak menuju makam sesepuh desa.

Selain itu, beberapa peserta kirab juga tampak membawa tumpeng-tumpeng berukuran normal. Ada pula warga dengan pikulan berisi lauk-pauk serta hasil bumi lain.

BACA JUGA :  Mbah Kopek, Jajanan Pasar Lahar Dipercaya Sembuhkan Sakit Nonmedis

Serta diikuti anak-anak berkostum burung, hingga pembawa alat-alat pertanian, juga pengarak Memeden Gadhu.

“Tetap dipertahankan karena ini budaya, supaya anak-anak kita ini bisa melihat dan tahu,” kata Pj Bupati Jepara.

Ketua panitia kegiatan Ahmad Sutrisno menyampaikan bahwa rangkaian festival kali ini sudah dimulai sejak 17 Mei lalu. Dibuka dengan tari kolosal Memeden Gadhu, dilanjutkan kesenian kentrung, dan jagong budaya.

“Hari kedua ada kesenian emprak khas Kepuk, selanjutnya pentas wayang,” tuturya.

Di samping kegiatan kesenian tradisional, panitia juga mengadakan senam bersama, lomba menggambar dan mewarnai.

Sebagai puncak acara ada kirab tumpeng raksasa. Pihaknya pun menggelar bazar UMKM yang mewadahi usaha warga setempat.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini