Mahakarya Megah Widyas Budaya Pukau Penonton dengan Sendratari Ramayana

waktu baca 2 menit
Senin, 29 Des 2025 13:07 0 53 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Sanggar Widyas Budaya menggelar pentas tahunan ke-18 di Gedung Serbaguna Desa Gabus, Kecamatan Gabus, Pati, Minggu, 28 Desember 2025 malam.

Mereka menyuguhkan Sendratari Ramayana.

Puluhan penari bergantian menunjukkan kemampuannya di hadapan ratusan penonton.

Penonton pun dibuat kagum dengan penampilan berbagai seniman dari anak hingga remaja tersebut.

Tari Jeket Nuswantoro, Golek Manis, Tari Kupu-kupu Manis, Tari Tampak, Tari lilin, dan sejumlah tari lainnya berganti-ganti menghibur ratusan penonton.

Suasana semakin hidup tatkala epos Ramayana dipentaskan.

Para seniman dengan indah memeragakan berbagai adegan, mulai penculikan Sinta hingga peperangan Rahwana dengan Rama.

Pimpinan Sanggar Tari Widyas Budaya, Hani Indrayani mengaku pementasan ini terlaksana berkat kerja keras anak didiknya dalam berlatih selama satu tahun terakhir.

Ia juga mengapresiasi wali murid yang sabar dan mempercayakan Widyas Budaya untuk melatih para siswa.

Hani pun menilai support wali murid menjadi faktor kesuksesan pementasan tersebut.

“Pentas tahunan ke-18. Ada sekitar 56 anak yang ikut pentas ini dengan sembilan tarian dan satu sandratari Ramayana. Ini untuk ajang kreativitas anak lah, selama setahun dia belajar dan pentas ini. Usia mulai 3 tahun sampai anak kuliahan,” ujarnya saat diwawancarai.

Pertunjukan pentas tahunan ini untuk terus menghidupkan semangat generasi penerus agar mencintai dunia tari tradisional.

Sanggar Widyas Budaya tak mau anak melupakan kebudayaan asli Indonesia.

“Setiap tahun kita punya tema tersendiri-sendiri. Seperti kemarin tari nuswantoro, Bhinneka Tunggal Ika. Untuk tahun ini Ramayana terus untuk tahun besok ada lagi. Jadi setiap tahun ada tema-tema sendiri,” urainya.

BACA JUGA :  Hari Kedua PPDB Online, Jangan Sampai Salah Menentukan Titik Zonasi

Ia mengungkapkan, selain mempunyai skill menari, para anak didiknya juga diajarkan tata krama dan sopan santun khas adat ketimuran.

Menurutnya, ini penting agar anak bisa menempatkan diri.

“Ini kita mengenalkan tari tradisi di daerah, terutama tari Jawa agar tidak pudar, tahun besok tari kreasi. Pondasi awal menang tari tradisional, anak bisa menanam karakter, unggah-ungguh, sopan santun dengan tari,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini