PATI – Mondes.co.id | Desa Sampok, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, merupakan sentra produksi madu sekaligus budi daya lebah madu di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani.
Saking tenarnya sebagai daerah penghasil madu berkualitas tinggi, produksi madu Desa Sampok dikenal luas seantero Nusantara.
Kepala Desa (Kades) Sampok, Warsito mengatakan, jika madu dari warganya ini sudah dipasarkan ke seluruh Indonesia.
Tidak hanya ditujukan kepada klien perorangan saja, melainkan produksi madu Desa Sampok telah merambah industri-industri besar di Indonesia.
“Pemasaran lewat home industri sendiri ada masuk pabrik di wilayah Jawa Tengah. Pengiriman madu sampai Jawa Timur, Malang, Jakarta,” terang dia.
Bahkan, lanjut Warsito, tidak hanya madu Sampok saja yang diminati pasar, namun indukan lebah dari Desa Sampok juga dibidik peternak lain di Nusantara.
“Kalau lebah sendiri kita ada dari permintaan lewat asosiasi perusahaan Indonesia, itu kita kirim ke Jambi dan juga Riau,” beber dia.
Sementara itu, untuk madu yang dijual ke konsumen memiliki harga yang bervariasi. Tergantung jenis madu yang dihasilkan lebah.
Disebutkan, untuk madu akasia carva berada pada kisaran harga Rp45 ribu sampai Rp50 ribu per kilogram.
Sedangkan, madu randu Rp60 ribu sampai Rp65 ribu per kilogram.
“Untuk madu rambutan sama dengan randu, itu harga bisa berubah-ubah,” ucapnya.
Tercatat ada 100 peternak lebah di Desa Sampok. Sebelumnya jumlah peternak mencapai 200 peternak.
“Kalau sekarang berkurang, lebih banyak daripada saat pandemi Covid-19. Ya sekarang masih 100 lebih,” jelasnya.
Ditambahkan, produksi madu di Desa Sampok per tahun bisa mencapai 12 ton madu.
“Lebah satu truk dalam waktu satu tahun kurang lebih kisaran 12 ton. Bilamana 200 kotak dalam setahun, kurang lebih 12 ton,” pungkas dia.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar