PATI – Mondes.co.id | Di Kabupaten Pati terdapat sebuah panti asuhan berbasis pondok pesantren untuk anak-anak yang membutuhkan, seperti duafa dan yatim-piatu.
Panti tersebut bernama Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Al Khidmah yang berlokasi di Rendole Indah, Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.
Sebagai informasi, LKSA Al Khidmah bergerak di bidang sosial dan pendidikan yang berbasis keagamaan.
Kini, LKSA Al Khidmah dikelola oleh Sri Saptono Yuni Ismoyo yang mengurus panti tersebut sejak 2021.
Perlu diketahui, LKSA Al Khidmah sudah berbadan hukum dan terakreditasi A oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).
Saat ini, ada 20 anak yang mendiami LKSA Al Khidmah, mereka kisaran usia 7 tahun hingga 17 tahun.
“Lembaga ini bergerak mengelola dan menangani anak yatim-piatu dan duafa. Kegiatan sehari-hari, kami berikan pendidikan semi formal kepada anak, serta pendalaman ilmu agama kepada anak-anak. Selain itu, kegiatan normal sehari-hari yang berkaitan dengan anak,” ucapnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Selasa, 24 September 2024.
Pihaknya menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas, serta menunjang kebutuhan primer maupun sekunder bagi anak-anak.
Keberadaan asrama yang layak membuat anak menjadi nyaman untuk tinggal, adanya fasilitas seperti tempat tidur, sarana belajar, tempat ibadah, aula kegiatan, kamar mandi, dan beberapa ruang administrasi tersedia dengan baik.
“Kami ada asrama, ini bagi yang putri kebutuhan kami cukupi semua. LKSA Al Khidmah ini murni sosial, sumber dana dari masyarakat dan donatur. Meski kami tak punya donatur yang tetap, kami tidak mengikat donatur dan kami tidak berafiliasi dengan pihak manapun untuk kepentingan selain sosial,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga memiliki anak binaan di luar asrama. Bagi yang di luar asrama, juga sering mendapat santunan dan bantuan berupa sembilan bahan pokok (sembako) untuk meringankan beban mereka.
Saat ini, asrama tersedia bagi anak putri, sedangkan pihaknya sedang membangun asrama bagi anak putra. Lokasi asrama bagi putra berada di Jalan Dr. Susanto.
“Ini asrama kapasitas 20 anak. Lalu yang di luar asrama (duafa, yatim, yatim-piatu) yang belum sempat datang ke sini, tiap tiga bulan sekali mereka kami beri santunan dan sembako, untuk meringankan beban mereka,” ungkapnya.
Di sini, anak-anak diberikan kehidupan yang layaknya anak seperti pada umumnya, yakni memperoleh kehidupan layak, kasih sayang yang cukup, dan pendidikan yang tepat.
Ismoyo menyampaikan jika mereka mendapat pendidikan formal, kemudian saat di asrama mendapat pendidikan berbasis pondok pesantren.
“Anak didik kami dari Pati, Wedarijaksa, Gabus, Kayen, seluruh skup Kabupaten Pati. Kalau pendidik formal mereka di sekolah umum, kalau di sini kami ajarkan semi pondok pesantren, ada kiai, ada ustad/ustadzah. Basic kami Islam, ada pembelajaran hafalan Qur’an, qiro’ati dan lain-lain,” paparnya.
Sehari-hari, anak-anak bangun pagi sebelum subuh, dilanjutkan salat subuh berjamaah. Kemudian persiapan sekolah dengan mandi dan sarapan.
Saat waktunya tiba jam pulang sekolah, pihak LKSA Al Khidmah menyediakan petugas antar jemput.
Apabila anak sudah tiba di panti saat dhuhur, maka mereka salat dhuhur berjamaah. Sedangkan anak yang belum masih beraktivitas di sekolah, dipantau oleh pihak panti melalui koordinasi dengan sekolah terkait agar anak tidak meninggalkan salat.
Sore harinya, anak-anak melangsungkan salat ashar serta aktivitas lainnya yang positif di asrama.
Kala magrib tiba, mereka salat berjamaah berlanjut mengaji, karena mereka wajib mengaji hingga tiba jam shalat isya. Setelah itu mereka belajar pelajaran sekolah hingga diakhiri istirahat.
Di samping itu, pihak lembaga memprogramkan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, seperti rekreasi.
Lalu, demi meningkatkan rasa kepercayaan diri, anak-anak yang berprestasi akan diberikan reward tertentu.
“Kami ada program seperti anak yang lain, rekreasi bersama biar mereka setelah lepas dari sini mereka percaya diri, harapan saya mereka bisa mandiri. Kalau mereka berprestasi pada pendidikan, kami menguliahkan, kami sudah kuliahkan dua orang yakni di UIN Sunan Kalijaga dan STAIN Kudus, karena mereka peringkat paralel di sekolah,” ujar Ismoyo.
Dirinya mengaku sepenuh hati memberikan akses pendidikan yang berhak untuk anak, bahkan jika ada anak yang memiliki kemauan tinggi namun belum mampu berprestasi, maka pihaknya bersedia mengursuskan anak tersebut.
Ia berharap, anak diriknya dapat menjadi pribadi yang mandiri, bermanfaat bagi masyarakat, berilmu dan berakhlak.
“Harapan kami, anak keluar dari sini siap di masyarakat, mandiri, dan menjadi sholeh,” tutupnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar