PATI – Mondes.co.id | Bila memiliki kendaraan bermotor baru, maka pemilik kendaraan pasti membutuhkan proses menunggu keluarnya pelat nomor resmi dari kepolisian.
Sembari menanti keluarnya pelat resmi, maka si pemilik kendaraan dibekali surat izin jalan dari penjual kendaraan atas izin kepolisian.
Kondisi demikian memang wajar terjadi dan dimaklumi oleh sejumlah pihak, karena terbitnya pelat nomor membutuhkan waktu dua pekan.
Meski pengguna kendaraan sudah dibekali surat izin jalan, tetapi kadangkala mereka tak mau ribet menjelaskan ketika terjadi razia kendaraan bermotor. Sehingga jalan pintas pun diambil, salah satunya membuat pelat nomor sendiri.
Jasa pembuatan pelat nomor pinggir jalan memanfaatkan momen tersebut untuk melayani pengguna jalan, sekaligus memanen pundi-pundi rupiah. Pasalnya, pengendara cenderung memilih punya pelat sebagai alternatif ketika nomor resmi kendaraan berupa pelat belum muncul.
Salah satu pelaku jasa pembuatan pelat nomor kendaraan pinggir jalan asal Kabupaten Pati, Cipto mengungkapkan bahwa sudah puluhan tahun menjalani bisnis ini. Awalnya ia membuka lapak di depan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bani Muslim Pati. Kini, selama tiga tahun terakhir, ia menjalankannya di belakang Terminal Kembangjoyo.
Tak jarang warga Bumi Mina Tani membutuhkan jasanya. Bahkan 95 persen warga Pati tahu lokasi tersebut.
“Saya sudah lama menjalankan usaha ini, pembuatan pelat dan stempel. Awalnya di depan SMK Bani Muslim sudah puluhan tahun, sekarang baru beberapa tahun di belakang terminal, di sebelah toko sepeda ini,” ujarnya saat ditemui Mondes.co.id di lapaknya, Sabtu (11/5/2024).
Dirinya sehari-hari membuat pelat nomor kendaraan bermotor, dan dijual dengan harga Rp65.000,00 sampai Rp125.000,00 per pasang.
Selain itu, dirinya juga menjual stempel. Untuk harganya Rp40.000,00 hingga Rp95.000,00. Untuk pelat dan stempel mampu ia buat dalam sehari langsung bisa dipakai oleh customer.
“Sehari bisa jadi untuk stempel maupun pelat. Kalau yang stempel besar itu Rp95 ribu, kalau yang stempel kecil Rp40 ribu. Kemudian harga pelat sepasang yang biasa Rp65 ribu, yang bagus Rp125 ribu,” sebutnya sembari melayani pembeli.
Ia mengatakan bahwa selalu kedatangan pembeli tiap harinya, sehingga lapaknya tak pernah sepi. Untuk pembuatan pelat butuh ketelitian, dan kadang membutuhkan waktu karena perlu memasok bahan baku.
“Kalau pelat biasanya besinya kulakan. Ya tiap hari selalu ada pembeli, sekalian saya tunggu sambil menyedu kopi,” ucapnya sembari menyeruput kopi buatannya.
Sebagai informasi, pelat nomor yang dibuat oleh tukang pelat motor pinggir jalan, umumnya digunakan sebagai pelat cadangan atau pengganti sementara, jika pelat nomor asli hilang atau rusak.
Ini bisa menjadi solusi cepat dan murah untuk menggantinya. Namun, penting untuk memastikan bahwa pelat nomor tersebut mematuhi regulasi dan standar yang berlaku.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar