Lebaran, Penjual Makanan Dumbek Laris Manis

waktu baca 2 menit
Minggu, 6 Apr 2025 18:51 0 179 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Jajanan tradisional dumbek menjadi primadona bagi masyarakat Kabupaten Pati dan Rembang, terutama di bulan Syawal atau saat bertepatan Hari Raya Idulfitri.

Biasanya, masyarakat Kabupaten Pati bagian timur dan sebagian wilayah Kabupaten Rembang, menyajikan dumbek untuk jajanan Lebaran di ruang tamu.

Banyaknya peminat dumbek di masa Lebaran, memberi kegembiraan bagi perajin usaha makanan yang terbuat dari adonan tepung dan gula yang dibungkus dengan daun lontar tersebut.

Penjual dumbek asal Kabupaten Pati, Triyono bersama sang istri kebanjiran pesanan pada saat sebelum hingga masa Lebaran.

Biasanya, ia hanya kedapatan order ratusan dumbek per hari. Kini, per hari ia bisa mendapat order sebanyak ribuan dumbek.

“Kalau Lebaran lumayan banyak yang pesan, bahkan pada saat suasana menjelang Lebaran, tiga hari dapat pesanan 2.000 biji. Sedangkan, kalau hari-hari biasa cukup 200 biji per hari,” kata lelaki asal Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati saat dihubungi Mondes.co.id, Minggu, 6 April 2025.

Sejauh ini, Triyono menjual dengan harga Rp16.000.

Namun, karena terjadi lonjakan pembeli, maka ia menaikkan harga Rp2.000 per ikat, sehingga jadi Rp18.000.

Ia mengaku kewalahan memproduksi ribuan dumbek setiap hari. Pasalnya, selama ini, hanya ia dan sang istri yang membuat makanan olahan tradisional itu.

Ia mengaku, sampai mencari bahan pembungkus dari daun lontar hingga ke Kabupaten Rembang. Pasalnya, sudah jarang ditemukan pohon lontar di sekitarnya.

“Sesuai tenaga soalnya masih manual ndak pakai mesin, hanya saya dan istri saya. Bahkan setiap hari membuat ribuan pun siap kalau kuat,” ucap Triyono.

BACA JUGA :  Komitmen Sudewo untuk Pati, Berikut Rencana Pembangunan yang Akan Dilakukan

Selama Syawal, ia hanya melayani pembelian minimal 50 biji atau 5 ikat. Untuk hari ini ia sedang libur sembari menunggu pesanan yang banyak.

“Kebetulan hari ini libur. Kalau ada yang pesen lumayan banyak dibikinin, minimal 50 biji,” pungkas Triyono.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini