KUDUS – Mondes.co.id | Pengusaha konveksi asal Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Rizki banyak pesanan untuk pembuatan berbagai pakaian maupun jas identitas.
Apalagi, September ini jadi momentum mahasiswa baru masuk kuliah.
Menurut Rizki, peningkatan orderan biasa terjadi pada Mei sampai dengan November.
Apalagi sejak Mei itulah mahasiswa sedang marak menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), banyak dari mereka yang membuat pakaian harian kelompok untuk memerlihatkan identitasnya.
Ia menyampaikan bahwa sejak Mei hingga hari ini, kondisi usahanya stabil dikarenakan pesanan selalu datang.
Ia merasa bersyukur karena rezeki selalu datang kapan pun.
“Tahun ajaran baru ini Alhamdulillah masih stabil seperti tahun-tahun kemarin, gak ada peningkatan atau penurunan, secara persentase sama. Kalau bulan-bulan yang terjadi peningkatan order biasanya di bulan sepeti ini sejak Mei, Juli sampai November itu padet-padetnya orderan,” ungkap pria dengan nama lengkap M. Naili Rizki Setiawan saat diwawancarai Mondes.co.id, Minggu, 28 September 2025.
Sejak Mei ia menyampaikan pesanan per bulan bisa mencapai 1.500 sampai 2.000 pcs.
Pasalnya, momentum kegiatan kampus, re-organisasi mahasiswa maupun pelajar, dan kepentingan komunitas, tertentu menyebabkan Rizki kebanjiran pesanan hingga puluhan ribu pcs.
“Mei ada KKN, pesanan kayak vest rompi, kaos, pakaian dinas harian (PDH) lengan panjang maupun pendek untuk keperluan identitas angkatan, kalau biasanya awal masuk sekolah PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) bulan Juni sampai Agustus ini paling banyak jas sekolah. Sistem kami Pre Order (PO) kisaran dua minggu baru siap kami kirim, paling cepat seminggu,” ujarnya.
Sebagai informasi, Rizki merancang berbagai jenis seragam, PDH, jaket, jas, rompi dan jersey apapun dengan bermacam bahan.
Bahkan, ia kerap menggarap pesanan dari pelajar, komunitas warga, mahasiswa, birokrat kampus, hingga pejabat daerah.
Harga paling murah mulai dari Rp90 ribu sampai yang termahal Rp300 ribu.
“Kami menyiapkan semua kebutuhan pelanggan aneka jenis seragam jenis apapun InsyaAllah bisa, jaket juga bisa, rompi, PDH kampus, organisasi, komunitas, OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) juga bisa. Lalu jas skala pelajar hingga kelas pejabat kita juga ready,” jelasnya.
Setiap bulan ia mampu menghasilkan pendapatan Rp15 juta sampai Rp20 juta.
Ia mengambil keuntungan 10 persen dari penjualan.
“Pendapatan per bulan rinciannya jarang pernah saya hitung, saya hitung persentase uang masuk dan uang keluar, kalau ambil keuntungan 10 persen dari jumlah pemesanan, kalau Rp100 ribu pesanan saya ambil untung Rp10 ribu, pendapatan per bulan mulai Rp15 juta hingga Rp20 juta,” paparnya.
Rizki mengungkap tantangan menjalankan bisnis pembuatan pakaian ini, mengingat pelaku usaha di bidang yang sama mulai menjamur.
Oleh sebab itu, Rizki harus pandai mempromosikan brand miliknya.
“Persaingan dunia konveksi semakin ketat, di Kudus sendiri khususnya seragam sudah banyak sekali, saya harus pintar-pintar cara branding produk dari kami. Dan kami berupaya memberikan layanan semurah mungkin, kualitas bagus, dan waktu cepat, karena semakin lama pekerjaan mempengaruhi pendapatan kami,” tuturnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar