JEPARA – Mondes.co.id | Menjelang pesta demokrasi 2023, kondisi pasar tradisional tampak sepi dan lesu pembeli. Hal ini sebagaimana diungkapkan salah seorang pedagang sembako di Pasar Jepara I, Noor kepada reporter Mondes pada Jumat 20 Oktober 2023 pagi.
“Ekonomi masyarakat sedang sulit mas. Karena harga komoditas pangan naik, tidak dibarengi dengan gaji-upah kerja,” ungkap Noor.
Disampaikan, kondisi paceklik ini terjadi di beberapa pasar, mulai dari Pasar Ratu, Kalinyamatan, dan juga Pecangaan. Para pedagang mengeluh atas keadaan pasar yang sepi pembeli dan sudah terjadi selama dua Minggu terakhir.
Nor mengaku, lapak jualannya mengalami lesu pembeli. Imbasnya, pemasukan menurun sekitar 40 sampai 60 persen. Biasanya ia dapat pegang uang Rp1.500.000 per hari, tapi sekarang paling mentok di angka Rp700 ribuan, itu pun pendapatan kotornya. Jika keadaan terus seperti ini, kemungkinan besar merugi.
Penjual lain di Pasar Kalinyamatan Laras menganggap kondisi pasar yang sepi pembeli, lantaran olengnya ekonomi masyarakat. Di tengah harga bahan pangan yang meninggi, tidak diikuti oleh gaji. Informasi yang diperoleh, sejumlah komoditas pangan seperti beras, gula, dan juga cabai mengalami peningkatan. Sedangkan gaji stuck di upah minimum kabupaten sebesar Rp2.272.626 per bulan.
Bahkan, menurutnya, melambungnya isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di pabrik atau perusahaan, turut menyumbang faktor sepinya beberapa pasar di Kabupaten Jepara. Harga elit, ekonomi sulit.
Guna mengatasi lesunya ekonomi, sementara kebutuhan pangan bersifat tiap hari, keduanya inisiatif menjalankan usaha sampingan. Bangunan kosong dijadikan gudang sewaan sampai memiliki lapak jualan berbeda.
“Sudah beberapa pekan pasar sepi. Dugaan awal, karena cuaca yang terik yang menerjang Kabupaten Jepara menjadikan pelanggan enggan ke pasar. Ternyata ada lainnya, dan itu begitu beragam,” terang Laras.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar