TRENGGALEK – Mondes.co.id | Saat ini, lingkungan halaman Pasar Pon Kabupaten Trenggalek sudah mulai dikenal masyarakat sebagai area kuliner.
Menjadi tempat nongkrong kaum milenial, mengingat banyak fasilitas yang disuguhkan.
Mulai wifi gratis, live music, serta berbagai jajanan bervariatif sesuai selera dengan harga terjangkau.
Suasana malam yang tenang dengan tingkat kebisingan cukup rendah, menjadikan magnet tersendiri.
Namun beberapa waktu terakhir, situasi damai dan nyaman mulai terganggu oleh maraknya pengamen serta pengemis yang datang silih berganti.
Hingga sejumlah pengunjung dan pedagang merasa risih.
“Sudah beberapa waktu ini banyak pengamen dan pengemis yang silih berganti menghampiri setiap pengunjung dan pedagang mas,” ungkap Ardi, salah satu pemuda yang biasa nongkrong di halaman Parkir Pasar Pon, Rabu (6/8/2025).
Menurut Ardi, banyaknya pengamen serta pengemis yang datang dalam waktu berdekatan, benar-benar membuat tidak nyaman.
Apalagi, beberapa di antaranya terkesan memaksa dalam meminta-minta.
“Ada beberapa yang terkesan memaksa saat meminta-minta. Seperti dengan menyodorkan tangan lama disertai tatapan mata intimidatif,” imbuhnya.
Ardi mengaku, dia bersama rekan-rekannya itu datang untuk menikmati kebersamaan.
Menghilangkan penat usai seharian melakukan rutinitas, meluangkan waktu bersantai dan ngobrol-ngobrol.
Namun sayangnya harus terganggu dengan para pengamen ataupun pengemis.
“Merasa terganggu dengan pengamen dan pengemis. Misal hanya satu atau dua saja ndakpapa, tapi kalau sampai puluhan orang dengan jeda waktu relatif singkat itu sudah benar-benar meresahkan,” keluh Ardi.
Tak hanya pengunjung, keluhan serupa juga disampaikan Yanto seorang penjual kuliner seputar wilayah Pasar Pon.
Dalam semalam, dirinya didatangi belasan orang, bahkan bisa lebih, baik itu pengemis atau pengamen.
Berbondong-bondong gantian datang, seperti sengaja antri meminta-minta.
“Pedagang sangat terganggu, karena belasan orang yang datang silih berganti. Belum lagi kedatangan mereka pas banyak pelanggan, bisa bikin pusing,” tandasnya.
Fenomena ini harus dicarikan solusi, sambung Yanto, pemerintah sudah selayaknya melakukan upaya penertiban, sekaligus memberikan ruang kepada para pengamen ataupun pengemis agar tidak selalu menggantungkan hidup pada kebiasaan sekarang.
Entah itu dengan kegiatan-kegiatan sosial, ataupun event kreativitas penyaluran bakat.
“Pemerintah harusnya sepat tanggap dan mencarikan solusi. Selain pembinaan, coba beri ruang kepada mereka para pengamen dan pengemis. Sediakan wadah ekspresi atau kreativitas agar menjadi sarana menyalurkan bakat,” harap Yanto.
Menanggapi hal itu, Kepala Satpol PPK Kabupaten Trenggalek, Habib Solehudin mengatakan jika sebenarnya tanggung jawab pengamanan bukan hanya di pihaknya.
Akan tetapi, satpam juga punya kewenangan.
Untuk itu, pihaknya selalu siap bersinergi dengan stakeholder terkait, demi menciptakan situasi yang nyaman, aman, dan kondusif.
“Satpol PPK tiap hari secara rutin menggelar patroli di berbagai titik-titik rawan area publik termasuk halaman Parkir Pasar Pon. Namun, dikarenakan jumlah personel terbatas, maka di waktu-waktu tertentu mungkin ada yang lolos dari pengawasan petugas,” ujar Habib.
Pun begitu, dirinya berjanji untuk ke depan lebih mengintensifkan lagi patroli, khususnya di area Pasar Pon.
Tiap malam Sabtu dan Minggu akan diperbanyak personel yang diturunkan.
“Nanti tiap malam Sabtu dan Minggu patroli akan lebih diintensifkan,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar