REMBANG – Mondes.co.id | Sebuah peristiwa yang menghambat aktivitas pertanian terjadi di Desa Waru, Kecamatan Rembang Kota.
Jembatan pertanian yang terletak di RT 05 RW 03 ambrol pada Jumat (6/12/2024) pukul 14.00 WIB akibat diterjang banjir yang disebabkan oleh curah hujan tinggi.
Jembatan dengan lebar 2 meter dan panjang 6 meter ini merupakan akses vital bagi warga di beberapa RT untuk menuju lahan pertanian mereka.
Meski berukuran relatif kecil, jembatan ini memiliki peran yang sangat signifikan dalam mendukung kelancaran aktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Diketahui, jembatan yang dibangun sekitar tahun 2005 ini, telah mengalami kerusakan struktur sejak beberapa waktu lalu, ditandai dengan kondisi yang melengkung.
Sukatmi, Kepala Desa Waru, membenarkan kejadian tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa telah menerima laporan dari Ketua RT 05/03 dan Ketua RW 04 mengenai ambrolnya jembatan.
“Sebagai tindak lanjut, telah melaporkan kejadian ini kepada Camat dan Forkopimcam,” terangnya.
“Kami akan mengadakan rapat bersama perangkat desa, Ketua BPD, RT, RW, dan tokoh masyarakat tani pada hari Sabtu untuk membahas pembangunan jembatan darurat,” ujar Sukatmi.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar aktivitas pertanian warga tidak terhambat terlalu lama akibat musibah ini.
Pemerintah desa dan pihak terkait lainnya tengah berupaya untuk mengatasi dampak dari kejadian ini.
Pembangunan jembatan darurat menjadi prioritas utama agar aktivitas pertanian dapat segera kembali normal.
Selain itu, upaya pembersihan dan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir juga akan dilakukan.
Selain kejadian ambrolnya jembatan, banjir juga melanda beberapa kawasan di Rembang Kota pada Jumat siang.
Curah hujan dengan intensitas tinggi selama kurang lebih 4 jam menyebabkan genangan air dengan ketinggian antara 15 hingga 30 sentimeter di beberapa ruas jalan, seperti Jalan dr. Sutomo, Jalan Perikanan, dan Jalan Cinta.
Ambrolnya jembatan pertanian di Desa Waru dan meluasnya banjir di beberapa wilayah di Rembang Kota memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat, terutama para petani.
Selain menghambat akses menuju lahan pertanian, banjir juga berpotensi merusak tanaman dan infrastruktur pertanian lainnya.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya antisipasi terhadap bencana alam, terutama di musim hujan.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah setempat.
Pemerintah daerah juga diharapkan dapat meningkatkan sistem peringatan dini dan memperkuat infrastruktur untuk mengurangi risiko kerugian akibat bencana alam.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar