Jelang Ngabuburit, Lahan Parkir Pasar Pon Trenggalek jadi Area Pujasera

waktu baca 2 menit
Selasa, 4 Mar 2025 15:05 0 204 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Setiap bulan Ramadan tiba, selalu ada nuansa aktivitas khas yang terasa. Apalagi saat menjelang waktu sore hari menjelang berbuka puasa.

Banyak masyarakat sengaja menanti kumandang azan magrib dengan berbagai hal atau biasa disebut ‘ngabuburit’. Baik itu yang hanya sekedar jalan-jalan atau memang bertujuan membeli makanan untuk berbuka puasa.

Rata-rata, di tiap daerah banyak pedagang musiman yang menawarkan berbagai jajanan maupun makanan cepat saji.

Begitu pula di wilayah Kabupaten Trenggalek, terdapat sejumlah titik sentra pedagang ‘takjil’ tersebut.

Selain di kawasan seputar alun-alun, salah satu area lainnya adalah halaman parkir Pasar Pon Trenggalek, yang sejak hari pertama Ramadan 1446 H telah dijadikan pujasera (pusat jajanan serba ada).

Deretan pedagang kaki lima diatur tertata menjajakan beragam kuliner ringan siap makan khas Bumi Menaksopal.

Tersedia mulai dari jajanan tradisional olahan lokal termasuk kue jajan pasar, hingga makanan jenis takjil kekinian yang dikemas secara murah meriah.

“Harga perkemasan mulai Rp2 ribu hingga Rp10 ribu, tergantung selera pembeli,” sebut Katini, salah satu pedagang takjil pada Selasa, 4 Maret 2025.

Menurut dia, jajanan yang dijual benar-benar makanan yang fresh baru dimasak hari itu juga sebelum dijajakan.

Sehingga terjamin higienis, kualitas juga bisa dirasakan, sekaligus dari sisi kesehatannya karena tanpa bahan pengawet.

“Saya masak sendiri dengan bahan-bahan baru tanpa pengawet, jadi terjamin bersih dan higienis juga. Bisa dibuktikan kok mas,” ujarnya sambil tersenyum.

BACA JUGA :  Dewan Pengurus KORPRI Trenggalek Periode 2023-2028 Dilantik

Tak lupa, dirinya berharap agar kegiatan-kegiatan perekonomian seperti ini terus difasilitasi oleh pemerintah. Dipermudah serta diberikan sarana serta prasarana pendukung lain, sehingga pendapatan masyarakat bisa ditingkatkan atau minimal stabil.

Bukan hanya membuat program pemberdayaan masyarakat, tapi faktanya tidak ada manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat itu sendiri.

“Minta tolong kepada pemerintah agar selalu memberikan ruang dan fasilitasi kepada para pedagang kecil untuk bisa eksis, sehingga perputaran ekonomi terjaga secara baik. Jangan hanya program pencitraan saja,” harap Katini yang diamini pedagang lainnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini