Januari Jadi Masa Rawan Penyebaran DBD, Warga Pati Terutama Anak-anak Diminta Waspada 

waktu baca 2 menit
Selasa, 2 Jan 2024 18:04 0 691 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati memperingatkan kepada masyarakat agar terus waspada akan datangnya musim penghujan.

Apalagi, di kondisi yang lembab karena musim penghujan, seringkali mendatangkan nyamuk Aydes Aigepty yang menjadi penyebab munculnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Pati, dr. Joko Leksono Widodo, MM., bulan Januari merupakan saat di mana penyakit DBD melonjak.

Ia menyampaikan bahwa pada Januari 2023 lalu, terdapat kasus penderita DBD sebanyak 96 kasus.

Menurutnya, bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain, Januari menjadi yang tertinggi. Baru kemudian pada bulan berikutnya terjadi penurunan.

“Di Januari 2023 terjadi paling banyak, yakni 96 kasus. Lalu turun di Februari menjadi 72 kasus, turun lagi di Maret jadi 64 kasus, April 47 kasus. Hal ini dipengaruhi karena musim penghujan sudah mulai tiba sehingga nyamuk Aydes Aigepty membutuhkan tempat kondisi lembab untuk perindukkan,” jelasnya kepada Mondes.co.id, Selasa, 2 Januari 2024.

Faktor alam menurutnya menjadi penyebab meningkatnya nyamuk penyebab demam berdarah berkembang biak dengan pesat. Mulai dari jentik-jentik sampai dengan nyamuk dewasa.

Ia juga mengingatkan kepada para orang tua agar waspada menjaga sang buah hati dari serangan nyamuk Aydes Aigepty.

Ia menekankan agar perlindungan ditekankan dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) maupun Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Dirinya juga mengingatkan bahwa peredaran nyamuk demam berdarah bukan pada malam hari, melainkan di siang hari.

BACA JUGA :  DPRD Pati Janjikan Pemain Asing Bagi Persipa

Menurutnya, pada pukul 09.00-10.00 WIB, kerap kali nyamuk tersebut menyerang individu.

“Makanya para orang tua mesti memperhatikan PHBS dan PSN di lingkungannya, seperti kondisi daerah yang lembab. Lalu di sekolah juga perlu ditekankan kehati-hatian, apalagi jam-jam paling rawan nyamuk Aydes Aigepty beroperasi pukul 09.00-10.00 WIB, bersamaan dengan aktivitas aktif anak-anak di sekolah,” ungkapnya.

Bila perlu, dirinya menyarankan agar orang tua membekali anak-anak mereka pakaian berlengan panjang.

Namun, pemberlakuan aturan tersebut, menurutnya juga kurang efektif karena yang paling efektif adalah PSN.

“Makanya di sekolah-sekolah di Jakarta atau kota-kota besar sudah mulai mengenakan seragam berlengan panjang, supaya anak-anak sekolah terhindar dari gigitan nyamuk. Tapi yang paling efektif tetaplah PSN karena memberantas nyamuk bukan hanya yang dewasa saja tetapi juga di perindukan,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini