PATI – Mondes.co.id | Kecamatan Tlogowungu menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Pati yang memiliki kekayaan tanaman herbal tradisional atau kerap disebut dengan tanaman empon-empon. Beberapa di antaranya temulawak, kunyit, asam jawa, jahe, dan daun sirih.
Melimpahnya tanaman empon-empon sangat potensial dilirik peternak kambing Desa Tlogosari yang berada di Kecamatan Tlogowungu untuk dijadikan konsumsi ternak hewan ruminansia, seperti sapi dan kambing.
Muhtarom, salah satu peternak kambing dan sapi di desa itu menyebut bahwa tanaman empon-empon dijadikan sebagai jamu untuk kambing maupun sapi. Bersama kelompok ternaknya, ia dan warga meracik jamu dari empon-empon sebagai ramuan medis mengatasi penyakit kambing.
“Kami manfaat empon-empon yang berasal dari pekarangan untuk diolah menjadi jamu. Pentingnya jamu ini untuk mengatasi penyakit ringan pada kambing-kambing kami,” tuturnya saat dihubungi Mondes.co.id, Rabu, 13 September 2023.
Selain itu, jamu ternak juga berfungsi meningkatkan nafsu makan hewan ternak.
Muhtarom menjelaskan bahwa untuk membuat jamu ternak, hanya memerlukan 1 kilogram temulawak, setengah kilogram kunyit, setengah kilogram jahe, 1 kilogram daun sirih, dan setengah kilogram asam jawa.
Adapun langkah pertama adalah menghaluskan bahan-bahan tersebut. Setelah itu, tambahkan air dan peras sampai mencapai volume 20 liter.
Selanjutnya, campurkan setengah liter bakteri EM-4 dan setengah botol molases ke dalam campuran tersebut. Kemudian, tuangkan campuran ini ke dalam wadah fermentasi dan rapatkan penutupnya agar gasnya tidak menguap. Adonan tersebut akan difermentasi selama 14 hari, dan setiap 3 hari sekali wadahnya dibuka.
Kendati demikian, jamu ternak belum memiliki uji kelayakan menyembuhkan penyakit berat pada ternak. Demi penanganan lebih lanjut, pihaknya tetap membutuhkan peran serta dokter dan mantra hewan bila ternak mengalami penyakit kronis.
Ia menyebut, harga jamu ternak per botol mencapai Rp10.000, tetapi pemasarannya masih di lingkup anggota kelompok ternak.
“Jamu ini mampu bertahan sampai lama, karena fermentasi. Bisa mencapai 2 bulan,” jelasnya.
Lebih lanjut, olahan jamu tersebut dapat dicampurkan pada minuman atau comboran ternak.
“Cara pemakaiannya dicampur di minuman maupun comboran kambing. Bisa juga dicekokan (diminumkan) langsung ke kambing,” jelas Muhtarom.
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar