Ini Penyebab PAD Sektor Perikanan Pati Turun

waktu baca 2 menit
Jumat, 11 Jul 2025 18:52 0 118 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati mencatat penurunan tajam pada target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun anggaran 2025.

Disampaikan bahwa dari target semula sebesar Rp6,8 miliar, angka tersebut kini direvisi turun menjadi hanya Rp4,7 miliar.

Penurunan ini mencapai Rp2,1 miliar atau sekitar 30 persen dari target sebelumnya.

Kepala DKP Kabupaten Pati, Hadi Santosa menyebutkan bahwa penyebab utama turunnya target PAD adalah beralihnya kewenangan dua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) strategis ke Pemerintah Provinsi (Pemprov ) Jawa Tengah.

TPI Unit 1 dan TPI Unit 2 Juwana selama ini dikenal sebagai tulang punggung PAD sektor perikanan di Bumi Mina Tani.

“Untuk cold storage dan area parkirnya kini dikelola provinsi, kita hanya pegang bagian dalam saja. Akibatnya, kita kehilangan potensi sekitar Rp300 juta. Di tahun lalu masih kita kelola, tahun ini sudah tidak,” katanya, Jumat, 11 Juli 2025.

Selain faktor alih kelola, penurunan target juga dipengaruhi oleh menurunnya jumlah TPI yang beroperasi secara aktif.

Dari belasan TPI yang ada, hanya empat yang masih berjalan, yakni TPI Juwana 1 dan 2, TPI Puncel, serta TPI Banyutowo.

Sisanya, seperti TPI Pecangaan Batangan, TPI Alasdowo Dukuhseti, serta TPI Margomulyo dan Sambiroto yang berada di Tayu sudah tidak lagi beroperasi.

Kondisi ini diperparah oleh tingginya biaya bongkar muat dan menurunnya hasil tangkapan nelayan akibat musim paceklik.

Menurutnya, beban operasional nelayan saat ini sangat berat, mulai dari pajak hingga biaya pembongkaran.

BACA JUGA :  Jalur Alternatif Desa Ngagel-Penggung Bakal Ditutup, Ada Apa?

Sehingga banyak yang enggan melewati jalur resmi pelelangan.

“Banyak pemilik kapal memilih sistem lelang tertutup. Ikan dari kapal langsung dibawa ke cold storage, sehingga retribusi dari pelelangan jadi menurun drastis,” jelasnya.

Pihaknya pun mengaku, sistem jual beli hasil tangkapan ikan saat ini lebih sulit diawasi.

Lelang terbuka yang menjadi sumber retribusi daerah semakin terpinggirkan oleh praktik lelang tertutup yang tidak masuk sistem.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini