PATI – Mondes.co.id | Di sebuah wilayah Kabupaten Pati terdapat suatu jalur tersembunyi sebagai lintasan kendaraan bemotor maupun kendaraan muatan besar.
Jalur tersebut merupakan alternatif yang dapat menghubungkan antara Kecamatan Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, dan Tayu.
Masyarakat Pati kerap menyebutnya sebagai ‘Dalan Ngisor’ atau dalam Bahasa Indonesia disebut Jalan Bawah. Walaupun lintasannya tidak sampai ke bawah tanah, tetapi uniknya nama jalan itu disebut Dalan Ngisor.
Menurut Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, jalan yang sering disebut Dalan Ngisor merupakan jalanan lokal yang biasa dilalui kendaraan masyarat setempat.
Jalur tersebut memiliki kontur ketinggian yang lebih rendah dibandingkan jalan penghubung Pati ke Tayu yang notabene jalur poros utama. Ditambah, lebar jalan dengan sebutan Dalan Ngisor itu hanya 4 meter saja.
“Kalau Jalan Pati-Tayu jalan yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov), kategori jalan kolektor primer dan kelas jalannya lebih tinggi. Kalau jalur penghubung Juwana menuju Tayu dikenal Dalan Ngisor karena jalan milik kabupaten, alias kategori jalan lokal primer,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga DPUTR Kabupaten Pati, Hasto Utomo kepada Mondes.co.id, kemarin.
Dengan alasan itulah, ia menjelaskan perbedaan antara Dalan Duwur dengan Dalan Ngisor di Kabupaten Pati.
“Yang saya tahu Jalan Juwana-Tayu disebut Dalan Ngisor karena Jalan Pati-Tayu dianggap Dalan Duwur karena permukaannya lebih tinggi,” ujar Hasto.
Perlu diketahui, sebutan jalur tersebut sudah ada sejak lama. Pasalnya, Jalan Pati menuju Tayu dengan Jalan Juwana menuju Tayu memiliki jalur yang terpisah.
Berdasarkan info yang beredar, Dalan Ngisor dulunya sempat diwacanakan menjadi jalur yang diakses warga menuju Pelabuhan Banyutowo, Kecamatan Tayu di era Bupati Pati Tasiman pada 2000 lalu.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar