Hidup Sederhana, Kisah Pasutri Lansia Asal Jepara Berhasil Berangkat ke Tanah Suci

waktu baca 4 menit
Selasa, 13 Mei 2025 17:38 0 184 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Kisah pasangan ini, dapat menjadi inspiratif kita bersama. Dengan doa dan semangat yang tinggi, pasangan lansia asal Jepara mampu berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan Ibadah haji. Bagaimana kisahnya ?

Senyum semringah terpancar dari wajah Kemadi (84) dan Sutami (81) warga Dukuh Jrakah Desa Bulungan Pakisaji Jepara, Selasa (13/5/2025) dini hari.

Pasangan suami istri (pasutri) lansia kategori kurang mampu ini akhirnya bisa naik haji tahun ini.

Sebelumnya, kedua lansia itu dilepas dari Masjid Induk Bulungan menuju Pendopo Kartini Jepara.

Selanjutnya, mereka bersama calon jemaah haji lain asal kloter 46 Jepara diberangkatkan menuju Asrama Haji Donohudan Boyolali.

“Alhamdulillah. Maturnuwun Gusti Alloh sampun nimbali kulo lan istri saget ngibadah ngilen,” kata Mbah Kemadi, Selasa (13/5/2025).

Mbah Kemadi dan istrinya sebenarnya bukan kategori orang kaya. Rumah pasutri lansia ini masih berupa tembok batu bata merah, lantainya juga masih tanah.

Tak terlihat benda atau perabot mewah di rumah yang hanya ditinggali Mbah Kemadi dan istrinya itu.

Namun, layaknya warga desa pada umumnya, mereka punya tanah kebun. Tanah inilah yang dijual untuk membayar pelunasan biaya haji tahun ini.

“Kulo lan istri daftar haji tahun 2014. Kulo gadahe kebunan nggeh mpun akhire kulo sade. Kulo nggeh mpun sepuh, lare-lare senajan uripe pas-pasan nggeh mpun gadah griyo piyambak,” timpal Mbah Sutami.

Mbah Kemadi dan istrinya awalnya sempat tak bisa naik haji bareng tahun ini. Meski mendaftar haji bareng pada 2014, namun ternyata porsi keberangkatannya berbeda.

BACA JUGA :  Jepara Segera Bangun Monumen Dua Pahlawan Nasional Kelahiran Jepara, Siapa dia?

Mbah Kemadi terdaftar sebagai calon jemaah haji tahun ini. Sedang Mbah Sutami belum bisa dipastikan waktunya. Sebab masih masuk dalam daftar tunggu.

Pasutri ini lantas menanyakan hal itu ke Kemenag Jepara. Namun, petugas menyampaikan jika ingin penggabungan, maka harus menyertakan akta nikah.

Persoalannya, meski sudah memiliki anak dan cucu serta mengantongi kartu keluarga (KK) yang memuat nama mereka, namun pasutri ini tak mengetahui keberadaan akta nikahnya.

Maklum saja, perkawinannya sudah digelar pada awal 1970-an. Saat itu, lazimnya akta nikah dibawa oleh modin atau perangkat desa yang mengurusi urusan keagamaan.

Kondisi itu membuat pasutri ini bersedih. Sebab usia mereka sudah sama-sama lansia.

Mereka juga khawatir, salah satu atau dua-duanya tidak berumur panjang, sehingga tak bisa naik haji bersama.

Petugas Kemenag Jepara menyarankan agar Mbah Kemadi dan istrinya mengajukan isbat nikah di Pengadilan Agama setempat.

Persoalannya, isbat butuh waktu hingga beberapa pekan sejak didaftarkan, serta waktu pelunasan biaya haji lebih dulu dibanding jadwal putusan sidang isbat nikah itu.

“Kulo nggeh bingung. Terkait biaya mboten wonten masalah karena kulo mpun nyade tanah. Kulo mpun tak tekadi pokoke kedah haji sareng istri,” ujarnya.

Persoalan ini rupanya sampai juga di Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI H Abdul Wachid. Pimpinan Komisi Haji asal Jepara ini lantas berkoordinasi dengan jajaran Kemenag RI.

Menurutnya, persoalan ini mestinya tak perlu terjadi. Sebab dari sisi usia, Mbah Sutami juga masuk kategori lansia karena usianya sudah di atas 65 tahun.

Dalam beberapa tahun terakhir, lansia mendapat prioritas agar bisa berangkat haji lebih dulu.

“Usianya saja sudah 80-an tahun. Indonesia sampai saat ini juga masih haji ramah lansia,” ujar Pimpinan Komisi Haji asal Partai Gerindra ini.

BACA JUGA :  Keajaiban Alam Kedung Mbah Semar di Rembang, Tak Pernah Kering di Tengah Hutan Mlatirejo

Koordinasi yang dilakukan H Abdul Wachid berbuah manis. Kemenag tak lagi mematok syarat akta nikah. Namun cukup mengurus surat keterangan dari desa dan kecamatan.

Meskipun keluarga Mbah Kemadi tak hanya mengurus itu. Namun juga isbat nikah yang sudah terlanjur didaftarkan ke PA Jepara.

Setelah berbagai proses itu dilalui, akhirnya nama Mbah Sutami bisa masuk daftar calon jemaah haji tahun ini. Ia bisa berangkat haji bareng Mbah Kemadi.

“Semoga peristiwa seperti ini tak terjadi lagi. Lansia harus menjadi prioritas agar bisa berangkat haji lebih dulu. Berbagai layanan haji akan terus kita perbaiki. Biaya haji juga akan kita upayakan bisa turun lagi. Kalau kampung haji Indonesia bisa dibangun di Tanah Suci Insya Allah biaya haji bisa lebih murah tanpa mengurangi kualitas. Itu juga salah satu keinginan Presiden Prabowo,” tandasnya.

Semoga cerita ini dapat menginspirasi kita bersama. Agar bisa menunaikan ibadah haji.

Editor: Mila Candra 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini