JEPARA – Mondes.co.id | Sejumlah hasil temuan Cagar budaya di seputar lereng Muria akan dipamerkan di Museum RA Kartini, besok Jumat (13/12/2024).
Ekspose koleksi museum temuan lereng Muria ini sekaligus untuk sosialisasi Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya kepada maayarakat. Kegiatan ini akan berlangsung selama sehari.
Ekspose Cagar budaya Muria akan menghadirkan narasumber dari BPK Wilayah X dan Balai Konservasi Borobudur.
Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Jepara Agus Wibowo mengatakan, kegiatan kali ini untuk mempublikasikan keragaman temuan dari lereng Muria, baik yang sudah menjadi koleksi museum kartini, maupun temuan-temuan baru yang masih belum dikaji lebih dalam.
“Pegunungan Muria menyimpan peninggalan sejarah, baik yang masih berupa Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) maupun Cagar Budaya (CB). Belum semua dapat tersingkap dengan jelas,” kata Agus Wibowo, Kamis (12/12/2024).
Kegiatan ekspose koleksi museum temuan lereng Muria ini merupakan tindak lanjut atas penemuan benda bersejarah yang sudah didata museum.
“Hasil kajian ini, akan dimanfaatkan untuk pengembangan penelitian, kegiatan pendidikan, hingga penyebaran informasi dan wawasan sejarah kepada masyarakat,” kata Agus.
Sub Koordinasi Sejarah dan Kepurbakalaan Lia Supardianik menambahkan, temuan terbaru dari lereng Muria yang akan diekspose yaitu temuan terakota yang ditemukan saat kegiatan ekskavasi di kawasan Candi Bubrah.
Artefak ini ditemukan saat dilakukan kegiatan bersih-bersih situs Candi Bubrah oleh Forum Komunikasi Peduli Cagar Budaya Muria (FKPCBM) bersama Dinas Pariwisata dan kebudayaan Jepara.
“Kondisi terakota memang sudah tidak utuh, karena sebagian sudah pecah dan berupa kepingan. Namun, tetap menjadi bagian sejarah yang harus dilestarikan,” kata Lia.
Hasil temuan ini, selanjutnya dilaporkan kepada Balai Pelestari Cagar dan Budaya Wilayah X Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Selain itu, juga sejumlah temuan pecahan-pecahan gerabah dan keramik yang ditemukan di kawasan Mahkaman, Pegunungan Muria.
“Saat ditemukan kondisinya sudah tidak utuh. Namun tetap menjadi bagian yang harus diselamatkan,” ungkap Lia.
Kegiatan ini sekaligus sosialisasi kepada masyarakat tentang perlakukan cagar budaya.
Sehingga, mereka dapat mengerti langkah-langkah apa yang harus dilakukan jika menemukan sebuah benda yang bernilai sejarah di sekitar mereka.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar