Gus Nuril Jadikan Komplek ‘Eks’ Prostitusi LI Beralih Fungsi Jadi Kawasan Ponpes
PATI-Mondes.co.id| Pembongkaran bangunan bekas komplek prostitusi Lorok Indah (LI) di Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, nampaknya akan mengalami kendala. Hal ini, lantaran kawasan itu akan beralih fungsi menjadi kawasan santri dan berdiri Pondok Pesantren.
Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara (PGN) Nuril Arifin yang akrab dipanggil Gus Nuril, yang ingin menjadikan tempat tersebut sebagai kawasan santri. Dan hal ini, dibuktikan dengan mendirikan Pondok Pesantren (Ponpes) Kanjeng Pangeran Benowo Soko Tunggal (An Nuriyah 7).
Gus Nuril yang didampingi Senopati PGN Slamet Widodo S.H, dan Musyafak beserta pengurus PGN saat memberikan keterangan Pers Usai penandatanganan Ikrar Wakaf di kawasan LI (foto//Dn)
LI yang tadinya komplek prostitusi terbesar di Pati, kini akan beralih fungsi dijadikan Pondok Pesantren pimpinan Gus Nuril. Hal ini lantaran pemilik lahan, Musyafak telah mewakafkan tanah dan bangunannya kepada Gus Nuril untuk dijadikan Ponpes.
“Perlu diketahui, lahan ini sudah di wakafkan kepada saya. Kang musyafak dan istrinya sudah menandatangani Ikrar Wakaf, bearti ini sah milik saya. Perlu diketahui tempat ini yang tadinya komplek prostitusi dan karaoke akan saya rubah menjadi komplek santri,” terang Gus Nuril usai menandatangani ikrar wakaf di komplek LI pada, Jumat (17/12/2021) malam.
Sebelumnya, Pemerintah Daerah (Pemda) sudah memberikan waktu hingga akhir Desember ini, pemilik diminta untuk membongkar bangunannya sendiri. Penempatan bangunan di kawasan LI dinilai sudah melanggar Peraturan Daerah (Perda) dan akan dikembalikan ke lahan hijau. Terlepas dari itu, Gus Nuril yang mengaku dedengkot Banser menyatakan akan dimanfaatkan lahan dan bangunan sebagai kawasan Pondok Pesantren berguna untuk masyarakat.
“Saya mohon Forkopimda jangan menabrak peraturan yang sudah ada, jangan asal bongkar. Saya tidak akan tinggal diam, Perda jangan dijadikan alasan untuk pembongkaran. Jika ini terjadi, harus ada solusi masyarakat harus mendapat ganti untung, itupun harus dihitung secara matang jangan asal-asalan,” pinta Gus Nuril.
Gus Nuril menuturkan, Pemerintah semestinya tidak boleh semena-mena memberlakukan rakyatnya tidak adil. Apalagi dampaknya akan menyebabkan persoalan baru.
“Jadi pemimpin seharusnya berfikir yang rasional, jangan egois terhadap rakyatnya. Apapun yang terjadi saya akan tetap mempertahankan ponpes itu,” tandasnya.
(Dn/Mondes)
Pos terkait
Pos Terbaru
Tidak ada komentar