Gerakan Ayah Mengambil Rapor, Kepala MTs Miftahul Huda Maguan Titip Pesan

waktu baca 3 menit
Sabtu, 20 Des 2025 12:23 0 43 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Suasana berbeda terlihat di berbagai satuan pendidikan pada penghujung semester tahun ini.

Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Nomor 14 Tahun 2025 yang ditetapkan pada 1 Desember 2025, Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) resmi menginisiasi Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR).

​Gerakan ini merupakan seruan nasional yang bertujuan mengajak para ayah di seluruh Indonesia untuk terlibat langsung dalam ekosistem pendidikan anak.

Langkah ini dipandang strategis dalam memperkuat kolaborasi antara keluarga dan sekolah sebagai fondasi utama pembentukan karakter, serta prestasi generasi muda.

​Salah satu sekolah yang menunjukkan antusiasme tinggi dalam pelaksanaan gerakan ini adalah MTs Miftahul Huda Kaliori, Kabupaten Rembang.

Sejak pagi hari, Sabtu (20/12/2025), puluhan bapak-bapak wali murid, tampak memadati area sekolah.

Kehadiran mereka bukan sekadar formalitas administratif, melainkan wujud kepedulian melalui diskusi mendalam bersama wali kelas terkait perkembangan akademik, perilaku, hingga potensi minat dan bakat siswa.

​Keterlibatan aktif sosok ayah di lingkungan sekolah diyakini memberikan dampak psikologis yang signifikan bagi anak.

Selain memberikan dukungan moral, perhatian utuh dari kedua orang tua terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar siswa secara berkelanjutan.

​Meski gerakan ini digaungkan secara masif, pihak sekolah tetap mengedepankan asas fleksibilitas.

Kepala MTs Miftahul Huda Kaliori, Sucipto, menegaskan bahwa pihaknya sangat memahami dinamika dan kondisi kerja para orang tua.

​”Kami tetap memperbolehkan perwakilan lain, baik ibu, paman, maupun saudara, jika ayah benar-benar berhalangan hadir karena pekerjaan. Namun, esensi dari GEMAR ini adalah pembagian tanggung jawab pengawasan yang seimbang antara ayah dan ibu,” ujar Sucipto dalam sambutannya.

BACA JUGA :  Perbaikan Jalan di Pati Hampir Tuntas, Progres Capai 80 Persen

​Dalam kesempatan tersebut, Sucipto menekankan bahwa pendidikan karakter anak tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada sekolah.

Lingkungan rumah merupakan “laboratorium pertama” bagi anak.

Guna meningkatkan mutu pendidikan, sekolah menitipkan tiga pesan kunci bagi orang tua.

Pertama yakni pendampingan belajar, yakni dengan adanya kehadiran orang tua secara fisik saat anak mengulang pelajaran di rumah.

Kedua, memberikan apresiasi atas proses dan usaha anak, bukan sekadar terpaku pada nilai angka.

Selanjutnya adalah sinergi dengan guru, yakni membangun komunikasi intensif, demi menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.

​Dukungan juga datang dari kalangan wali murid.

Supriyanto, warga Desa Maguan, sekaligus orang tua dari Mei Indah Putri Pertiwi siswa kelas 9, menyatakan apresiasinya terhadap kebijakan ini.

“Kami selaku orang tua sangat mendukung program sekolah. Apapun yang terbaik untuk perkembangan anak pasti akan kami laksanakan,” tegasnya.

​Melalui gerakan GEMAR, diharapkan dapat mendobrak stigma lama bahwa urusan pendidikan adalah ranah domestik ibu semata.

Dengan terciptanya pola asuh bersama (co-parenting) yang sehat, pemerintah optimis Indonesia dapat mencetak Generasi Emas yang tangguh secara mental dan unggul secara intelektual.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini