PATI – Mondes.co.id | Kemarau tahun ini membuat petani tanaman tembakau kesulitan untuk menanam di musim tanam ketiga (MT 3).
Mereka merasakan kesulitan mendapat air, imbas dari tidak adanya hujan yang turun di lahan tadah hujan milik mereka.
Menurut seorang petani tembakau asal Desa Sumberagung, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati yang lahannya mengalami kekeringan, mengaku jika ia bersama rekan-rekan di kelompok tani kesulitan mengairi lahan tembakau.
Pasalnya, sejak Juli lalu, musim hujan sudah tidak turun untuk memberikan pasokan air di penampungan dan menggemburkan lahan.
“Kekurangan air sangat berpengaruh pada tanaman tembakau, sehingga mutu dan produktivitas tanaman tembakau lebih baik di tahun lalu karena faktor cuaca. Bahkan, banyak petani yang mengaliri lahannya dengan mengalirkan air dari beberapa titik sumur tertentu untuk ditampung sementara yaitu dengan terpal, seperti saya,” ujar petani bernama Eko Novin kepada Mondes.co.id pada Kamis (5/9/2024).
Menurutnya, kekeringan di musim kemarau yang melanda, menyebabkan petani tembakau kesulitan mendapat air, imbasnya banyak dari petani yang gagal tanam.
“Kondisi tanaman tembakau sekarang dibilang kekurangan air karena kemarau kering banget. Malah ada petani yang tidak maksimal menggarap tembakau, ada yang 3 hektar sebagian dilepas menjadi 1 hektar. Kalau saya mengairi lahan dengan air sumur yang ditampung di terpal, ya sedikit demi sedikit,” beber Novin.
Lebih lanjut, ia menyampaikan jika menanam tembakau dilakukan secara bertahap. Pada setiap tahap ia menanam 10 bibit secara berkelanjutan.
Dirinya menanam tembakau tidak hanya di desanya saja, bahkan Novin juga menanam tembakau di Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang.
“Saya menanam tembakau bertahap, biasanya 10 bibit, kemudian 15 hari berselang 10 bibit lagi secara berkelanjutan. Saya menanam tidak hanya di Pati saja tapi juga ke Rembang (Kecamatan Sulang),” terangnya.
Harapannya, ia mampu mendapatkan hasil panen tembakau yang lebih tinggi daripada tahun sebelumnya, meski tahun ini keadaan cuaca sedikit menjadi permasalahan bagi petani tembakau.
“Saya harap hasil panennya lebih dari tahun lalu,” ucapnya.
Sebelumnya, pernah disampaikan oleh Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Pati bahwa kesulitan dialami petani ketika memasuki musim tanam. Bahkan perkembangan tembakau kurang optimal saat minim pengairan.
“Cuaca terlalu panas di musim kemarau ini karena musim kemarau, tetapi ketika hujan jangan sampai kebanyakan karena tembakau juga tidak baik ketika tergenang air,” kata pengurus APTI Kabupaten Pati yang mengemban jabatan sebagai Sekretaris, Sudarto.
Ia pun mengairi lahan tembakaunya dengan sumur dangkal seperti petani-petani lain di desanya, yakni Desa Kebonturi, Kecamatan Jaken.
Apalagi, sejauh ini pemerintah sudah memberi bantuan sumur dangkal di beberapa lahan wilayah Kecamatan Jaken yang menjadi sentra komoditas pertanian tembakau di Bumi Mina Tani.
“Ada bantuan sumur dangkal yang sudah terealisasi 3 unit di Desa Kebonturi, tetapi karena hampir seluruh petani menanam tembakau di tahun ini, jadinya sumur dangkal bantuan sudah dimanfaatkan,” tutur kesaksian petani tembakau tersebut saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Sementara, petani yang tidak memperoleh air dari sumur dangkal, harus rela mendatangkan air dalam tangki untuk lahan mereka.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar