Eloknya Senja di Sendang Resulan, Terbentuk dari Setetes Air Pegunungan Muria

waktu baca 2 menit
Jumat, 25 Nov 2022 07:01 0 1210 mondes

PATI – Mondes.co.id | Di suatu persawahan yang terletak di Desa Sidokmukti, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, terdapat Sendang yang lekat dengan budaya tutur dan kearifan lokal.

Sendang yang biasa disebut Resulan itu berada antara Desa Sidokmukti, Desa Pangkalan dan Pohijo.

Selain dimanfaatkan sebagai irigasi untuk pengairan area persawahan.

Sendang Resulan juga mempunyai keindahan tersendiri, terutama saat menjelang senja.

Sehingga biasa digunakan masyarakat untuk membuang stres yang menekan dalam kehidupan.

Budi Setiawan, warga Pohijo mengatakan, di lokasi tersebut terdapat warung kopi yang cukup diminati warga sekitar, karena lokasinya terletak persis di pinggir Sendang Resulan.

“Jadi biasa digunakan warga untuk sekedar ngopi dan ngopi-ngopi sambil menikmati alam,” ujarnya di lokasi, Jumat, 25 November 2022.

Ia menuturkan, dulunya Sendang Resulan adalah sumber mata air, di saat kemarau panjang pun masih mengeluarkan sumber air.

Walaupun di tempat lain sudah di landa kekeringan. Namun tidak bagi Sendang tersebut.

Konon, telaah Budi, sumber mata air memiliki cerita menarik yang hingga saat ini terus diyakini warga sekitar. Yakni cerita Perdanyangan Desa Sidomukti dan Pangkalan.

“Awal mulanya, Dedanyang antara Desa Sidomukti dan Pangkalan saat itu kesulitan mencari sumber air, lalu pergi ke lereng Pegunungan Muria. Dua dedanyang itu dibawakan air oleh gurunya,” ungkapnya.

Dari lereng Muria, secebok air kemudian ditaruh suatu wadah lalu dibawa oleh keduanya turun menuju kampung halaman.

Nahasnya, saat di tengah perjalanan, kedua Dedanyang malah terlibat percekcokan, hingga air dari lereng Muria itu tumpah di dua tempat yaitu di persawahan Desa Sidomukti dan Desa Pohijo.

BACA JUGA :  Puncak Hari Amal Bhakti ke-78, Kemenag Pati Gelar Apel Pagi 

“Air yang tumpah itu menjadi Sendang, di Desa Sidomukti dan Desa Pohijo. Sampai sekarang sendangnya masih digunakan untuk pengairan persawahan,” ungkap Budi.

“Di sisi lain, sempat di renovasi oleh Pemdes setempat dan dibangun taman atau obyek wisata. Namun disayangkan, tidak terawat hingga tumbuh semak belukar di sendang tersebut,” imbuhnya. (Tg/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini